Darilaut – Luas lahan kritis di Provinsi Gorontalo saat ini diperkirakan lebih dari 200 ribu hektare. Untuk memulihkan kembali lahan kritis tersebut membutuhkan berbagai upaya yang melibatkan banyak pihak, terutama Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.
”Gorontalo banyak lahan kritis di luar kawasan, ada 200 ribu (hektare) jadi tantangan,” kata Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo Sofian Ibrahim, saat menghadiri pisah sambut Kepala BPDAS Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, di Ballroom Hotel Fox Gorontalo, Jumat, (13/9).
Dalam acara pisah sambut dari kepala BPDAS Bone Bolango yang lama, Heru Permana, kepada Bontor Lumbantobing sebagai Kepala BPDAS Bone Bolango yang baru, Sekretaris Daerah mengajak untuk mengatasi permasalahan lahan kritis di Provinsi Gorontalo.
Dalam kesempatan tersebut, Sofian menceritakan pengalamannya saat melintasi daratan Provinsi Gorontalo melalui udara.
”Dari udara luar biasa tantangan kita, banyak yang sudah hancur. Harus memperhatikan lahan kritis yang meluas,” ujar Sofian.
Berdasarkan data Pemerintah Provinsi Gorontalo, saat ini, lahan kritis di Provinsi Gorontalo ada sekitar 217 ribu hektare.
Jumlah tersebut terbagi sekitar 144 ribu hektare lahan kritis dilihat dari luar dan 70 ribu hektare lebih lahan kritis yang bisa dilihat dari dalam. Untuk itu, permasalahan ini harus bisa diatasi bersama-sama