redaksi@darilaut.id
Senin, 30 Januari 2023
26 °c
Jakarta
28 ° Sab
27 ° Ming
28 ° Sen
27 ° Sel
Dari Laut Indonesia
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Masuk
  • Daftar
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Pemilu dan Pemilihan
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Pemilu dan Pemilihan
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil

Home » Berita » Agar Gurita Tak Menghilang di Banggai Laut

Agar Gurita Tak Menghilang di Banggai Laut

redaksi redaksi
24 Januari 2022
Kategori : Berita, Konservasi, Laporan Khusus
Pendataan dan pengukuran gurita hasil tangkapan nelayan Banggai Laut, Minggu (23/1/2022). FOTO: YAYASAN KALI

Pendataan dan pengukuran gurita hasil tangkapan nelayan Banggai Laut, Minggu (23/1/2022). FOTO: YAYASAN KALI

Darilaut – Di pesisir Bone Baru Kabupaten Banggai Laut, Sulawesi Tengah, sekelompok pemuda sedang membersihkan dan mengisi tabung selam, Minggu (16/1).

Sehari sebelumnya, penggerak konservasi laut yang tergabung dalam Kolaborasi Pemuda Pemerhati Lingkungan (Kopeling) dan yayasan Khatulistiwa Alam Lestari (Kali) baru saja melakukan pendampingan bagi nelayan penangkap gurita di Banggai Laut.

“Penutupan penangkapan gurita di lokasi ini selama 3 bulan, dari bulan Oktober 2021 sampai 15 Januari 2022,” kata Abdul, salah satu penggerak di Yayasan Kali bersama Rizki dari Kopeling.

Gurita yang masuk filum moluska, kelas Cephalopoda dan ordo Octopoda ini termasuk spesies laut bernilai ekonomis penting di Indonesia.

Bukan saja harganya saat ini mencapai mencapai Rp 80 hingga 90 ribu per kilo gram. Masa hidup gurita hanya 18 sampai 20 bulan.

Meski masa tumbuh dan berkembang gurita tidak lebih dua tahun, spesies ini terancam hilang di perairan tersebut. Hal ini bila eksploitasi dan penangkapan secara terus-menerus, tanpa jeda.

Karena itu, Yayasan Kali bersama yayasan LINI (Alam Indonesia Lestari) yang berpusat di Kota Denpasar Bali dan Blue Ventures, sejak 2018 memfasilitasi model penangkapan gurita yang berkelanjutan di perairan Bone Baru.

“Sudah tiga kali kami bersama nelayan memberlakukan penutupan penangkapan gurita. Hasilnya, gurita yang biasanya ditangkap dengan berat rata-rata tiga kilogram, naik menjadi lima kilogram,” ujar Abdul.

Dengan harga Rp 80 ribu per kilo gram dan berat lima kilogram, nelayan dapat mengantongi Rp 400 ribu. Ini hanya satu gurita.

Bila menangkap tiga gurita dengan berat lebih dari tiga kilo gram, nelayan dapat memperoleh penghasilan Rp 1 juta sekali melaut.

Untuk menjaga spesies gurita tidak punah di perairan Banggai Laut, sistem buka tutup penangkapan gurita salah satunya diberlakukan di perairan Bone Baru.

“Perairan Bone Baru termasuk salah satu lokasi favorit bagi nelayan penangkap gurita,” kata Abdul.

Nelayan penangkap gurita kebanyakan bukan berasal dari Desa Bone Baru. Tapi berasal dari Desa Popisi, Kalumbatan dan Lobuton.

Di Popisi, Yayasan Lini dan Blue Ventures bekerja sama dengan komunitas setempat mendorong pengelolaan perikanan berkelanjutan yang berbasis lokal. Kegiatan pengelolaan perikanan gurita ini sejak Oktober 2016.

Penutupan sementara penangkapan gurita berada di Pulau Asasal. Sistem buka tutup ini berlangsung pada 7 Oktober hingga 15 Januari 2019.

Di Bone Baru model penutupan sementara penangkapan gurita diberlakukan pertama kali pada 2018, dilanjutkan tahun 2019. Tahun 2020, karena pandemi Covid-19, tidak dilakukan penutupan penangkapan gurita. Sistem buka tutup kembali dijalankan akhir tahun 2021.

Selain sistem buka tutup penangkapan gurita, yayasan Kali aktif melakukan pendataan gurita hasil tangkapan nelayan. Pendataan ini berlangsung sejak 2018 sampai sekarang.

Agar gurita tidak menghilang di perairan Banggai Laut, sistem buka tutup atau penutupan sementara dapat menjamin keberlangsungan spesies tersebut.

Dengan model ini, nelayan yang melaut tetap dapat menangkap gurita di perairan Banggai Laut. (Verrianto Madjowa)

Tags: Banggai LautPerikanan guritaSulawesi Tengah
Bagikan2Tweet1KirimKirim

Berlangganan untuk menerima notifikasi berita terbaru Dari Laut Indonesia

Berhenti Berlangganan

Related Posts

Peredaran satwa liar jenis burung digagalkan di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, pada Sabtu 28 Januari 2023. FOTO: BB KSDA JAWA TIMUR/KSDAE
Berita

Peredaran Seribu Burung Ilegal Digagalkan di Pelabuhan Tanjung Perak

30 Januari 2023
Paus Bryde jenis Balaenoptera edeni, ditemukan mati terdampar pada Kamis 19 Januari 2023 di Pantai Munggu, Krobokan, Badung, Bali. FOTO: BPSPL DENPASAR/KKP
Berita

Paus Bryde Ditemukan Membusuk di Pantai Badung

30 Januari 2023
Ilustrasi bibit siklon tropis. GAMBAR: ZOOM.EARTH
Berita

4 Bibit Siklon Tropis di Dekat Wilayah Indonesia

29 Januari 2023
Next Post
Proses pengeringan hasil budidaya rumput laut di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. FOTO: DARILAUT.ID

Kapsul Lunak Dari Rumput Laut

Petugas BPBD Kabupaten Batang membersihkan ranting dan pohon tumbang akibat angin kencang yang terjadi di Kecamatan Tulis, Batang, Jawa Tengah, Minggu (23/1). FOTO: BPBD Kabupaten Batang/BNPB

Angin Kencang Merusak 100-an Rumah

Komentar tentang post

REKOMENDASI

Gempa Mentawai, Puskesmas Rusak Ringan dan Mercusuar Roboh

Ekspedisi Global Terumbu Karang di Kaledonia Baru

Foto: Monitoring Kima di Kapoposang

Siklon Tropis Billy Terbentuk di Samudra Hindia

Spesies Hiu Baru, Hilang Sebelum Ditemukan

1.500 Ekor Tukik Dilepas di Pantai Kemiren Cilacap

TERBARU

Peredaran Seribu Burung Ilegal Digagalkan di Pelabuhan Tanjung Perak

Paus Bryde Ditemukan Membusuk di Pantai Badung

4 Bibit Siklon Tropis di Dekat Wilayah Indonesia

Kepala BNPB Ingatkan Banjir dan Longsor di Manado Kejadian Berulang

Tahun 2023 Kemenhub Layani 177 Trayek Angkutan Laut

Pemberitaan Berperspektif Keberagaman Perlu Diperkuat

TERPOPULER

  • Ikan karang Amphiprion ocellaris, Sulawesi, Indonesia (Randall, 1998) dan Amphiprion percula, Papua New Guinea (Allen & Erdmann, 2012) contoh yang mendukung spesiasi alopatrik.

    Teori Spesiasi Geografis Ikan Karang

    27 bagikan
    Bagikan 11 Tweet 7
  • Kuda Laut, Ikan yang Dipercaya Dapat Menyembuhkan Berbagai Penyakit

    231 bagikan
    Bagikan 98 Tweet 56
  • Biogeografi Ikan di Kawasan Segitiga Terumbu Karang

    6 bagikan
    Bagikan 2 Tweet 2
  • Mengapa Orca Tidak Memangsa Manusia di Alam Liar?

    31 bagikan
    Bagikan 13 Tweet 8
  • Pemanasan Laut, Ini Dampak Bagi Ekosistem dan Manusia

    25 bagikan
    Bagikan 10 Tweet 6
  • Enam Aplikasi Digital Nelayan Indonesia

    416 bagikan
    Bagikan 174 Tweet 101
  • Tantangan Teknologi Penangkapan Ikan yang Efektif dan Ramah Lingkungan

    16 bagikan
    Bagikan 15 Tweet 0
  • Tentang
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Terms of Use
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Email : redaksi@darilaut.id

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Berita
  • Pemilu dan Pemilihan
  • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Biota Eksotis
  • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
  • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Travel

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Selamat Datang Kembali

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk Akun

Lupa Password? Mendaftar

Buat Akun Baru

Mendaftar dengan Facebook
Mendaftar dengan Google+
Atau

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

*Dengan mendaftar di situs kami, anda setuju dengan Syarat & Ketentuan and Kebijakan Privasi.
Isi semua yang diperlukan Masuk

Ambil password

Masukan username atau email untuk mereset password

Masuk