Jakarta – Untuk menangani tumpahan minyak dan penutupan sumur Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) telah mendatangkan ahli luar negeri.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto mengatakan, pemerintah terus berusaha untuk mematikan sumur tersebut. Personil dan tim, baik yang menangani tumpahan minyak dan penutupan sumur, serta para ahli sudah didatangkan, baik lokal dan asing.
Upaya penutupan sumur ini rencananya didukung oleh Boots & Coots yang akan membuat relief well dengan melakukan drilling secara horizontal ke arah tenggara melintasi sumur YYA-1 dengan jarak 800 meter hingga 1000 meter.
Selanjutnya, penyumbatan dilakukan dengan menginjeksi semen di titik sentral semburan. Diperkirakan pekerjaan ini membutuhkan waktu sekitar 8 minggu atau 2 bulan.
Anjungan di area proyek offshore YYA-1, harus dijaga agar tidak lebih miring yang nantinya akan berakibat lebih fatal.
Menurut Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto, untuk mengatasi dampak lingkungan, salah satunya dengan memperbanyak pemasangan static oil boom agar sebaran minyak dapat ditahan dan tidak meluas.
Oil boom adalah peralatan sejenis pelampung yang digunakan untuk melokalisir atau mengurung tumpahan minyak di air.
Komentar tentang post