Sementara itu, peneliti Geologi Universitas Cambridge Simone Pili mengatakan, pemilihan lokasi di Selat Makassar mengacu pada peristiwa gempa bumi dan tsunami pada September 2018. Apalagi daerah antara Kalimantan dan Sulawesi terletak dalam suatu zona kompleks interaksi antara lempeng Australia, Pasifik, Filipina dan Sunda serta beberapa microplate.
“Gempabumi Palu menyebabkan longsoran dasar laut berskala besar yang memindahkan sejumlah besar volume air, sehingga tsunami terjadi,” kata Pili.
Untuk membuktikan hal ini, menurut Pili, diperlukan riset lanjutan agar dapat memberikan gambaran secara menyeluruh struktur geologi, seperti Palu-Koro dan zona subduksi di Selat Makassar dan Laut Sulawesi.
Sebagai informasi, OBS merupakan seismometer (alat pendeteksi) yang dirancang untuk merekam gerakan bumi di bawah lautan dan danau dari sumber buatan manusia dan sumber alam. Sensor di dasar laut digunakan untuk mengamati peristiwa akustik dan seismik.*
Komentar tentang post