Darilaut – Selama berhari-hari korban selamat Badai Daniel tinggal di atap rumah dan di atas perabotan karena permukaan air “sangat tinggi”.
Badai Daniel yang bergerak dari Laut Mediterania menghantam pesisir Libya Timur, membawa hujan deras, angin kencang dan gelombang.
Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) Selasa (12/9) menjelaskan curah hujan ekstrem akibat badai telah melanda sebagian wilayah Mediterania, menyebabkan banjir besar dan korban jiwa di Libya, negara yang terkena dampak paling parah.
Sebelumnya badai ini menerjang Yunani, Turki, dan Bulgaria.
Pusat Meteorologi Nasional Libya mengatakan bahwa badai mencapai puncaknya di timur laut Libya pada 10 September, dengan kecepatan angin kencang 70 – 80 km per jam.
Hal ini menyebabkan gangguan komunikasi, tumbangnya tiang listrik dan pepohonan. Hujan deras antara 150 – 240 mm menyebabkan banjir bandang di beberapa kota, termasuk Al-Bayda yang mencatat curah hujan tertinggi sebesar 414,1 mm.
Banjir bandang menyebabkan banyak korban jiwa dan kerugian harta benda yang besar.
Hingga Jumat (15/9) korban tewas akibat banjir bertambah menjadi 11.300 di kota pesisir Derna di Libya timur, sementara sebanyak 10.100 orang dilaporkan hilang.
Padang pasir (gurun) di Libya Timur berubah menjadi “lautan”. Korban selamat dari banjir bandang dahsyat yang melanda Libya timur mengatakan kepada Al Jazeera bahwa mereka masih hidup tanpa makanan dan air, dan berjuang untuk menemukan orang yang dicintai.