Darilaut – Untuk memastikan bahwa suhu global tidak naik lebih dari 1,5 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengusulkan Pakta Solidaritas Iklim. Salah satu cara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengan mengakhiri pembangkit listrik tenaga batu bara.
Usulan ini disampaikan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres kepada kelompok G20 ekonomi yang sangat maju. Melalui “Pakta Solidaritas Iklim” semua penghasil emisi besar akan melakukan upaya ekstra untuk mengurangi emisi.
Selain itu, negara-negara kaya juga akan memobilisasi sumber daya keuangan dan teknis untuk mendukung ekonomi baru dalam upaya bersama.
Guterres menjelaskan sedang mempresentasikan rencana untuk mendorong upaya mencapai Pakta tersebut melalui Agenda Percepatan. Agenda ini melibatkan para pemimpin negara maju yang berkomitmen untuk mencapai nol bersih sedekat mungkin hingga 2040, dan negara berkembang sedekat mungkin hingga 2050.
Agenda menyerukan diakhirinya pembangkit listrik tenaga batu bara, net-zero pada tahun 2035 untuk semua negara maju dan 2040 seluruh dunia. Kemudian menghentikan semua perizinan atau pendanaan minyak dan gas baru, dan setiap perluasan minyak dan gas yang ada.
Langkah-langkah ini, kata Guterres, harus menyertai perlindungan bagi masyarakat yang paling rentan, meningkatkan keuangan dan kapasitas untuk adaptasi dan kerugian dan kerusakan. Mempromosikan reformasi untuk memastikan Bank Pembangunan Multilateral memberikan lebih banyak hibah dan pinjaman, dan sepenuhnya memobilisasi keuangan swasta.
Komentar tentang post