Darilaut – Secara global wilayah perkotaan rentan terhadap kenaikan permukaan air laut dan gelombang badai, gelombang panas, curah hujan ekstrem dan banjir, kekeringan dan kelangkaan air, serta polusi udara.
Perubahan iklim memberikan dampak besar terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals, SDGs). Salah satunya, kota dan permukiman yang berkelanjutan.
Laporan United in Science terbaru oleh multi-lembaga yang dikoordinasi Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mendapati hanya 15 persen Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang berjalan sesuai dengan rencana.
Berikut ini sejumlah poin untuk mencapai dan mempercepat Tujuan Pembangunan Berkelanjutan:
SDG 11, Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan
- Perkotaan menyumbang sekitar 70% emisi gas rumah kaca (GRK) global dan merupakan rumah bagi lebih dari separuh populasi global. Wilayah-wilayah tersebut rentan terhadap kenaikan permukaan air laut dan gelombang badai, gelombang panas, curah hujan ekstrem dan banjir, kekeringan dan kelangkaan air, serta polusi udara.
- Layanan cuaca, iklim, air, dan lingkungan perkotaan yang terintegrasi, yang didasarkan pada ilmu pengetahuan terbaik yang ada, membantu kota-kota mencapai SDG 11.
- Pengamatan resolusi tinggi, model prakiraan dan sistem peringatan dini multi-bahaya merupakan hal mendasar bagi layanan perkotaan terpadu.
SDG 13, Penanganan Perubahan Iklim
- Perubahan iklim telah menyebabkan perubahan yang luas dan cepat di atmosfer, lautan, kriosfer, dan biosfer, yang mengancam kemunduran kemajuan dalam pencapaian seluruh SDGs.
- Ilmu pengetahuan terkait cuaca, iklim, dan air mendukung aksi iklim yang ambisius dan mobilisasi pendanaan iklim, khususnya di negara-negara berpenghasilan rendah. Inisiatif Pengawasan Gas Rumah Kaca Global yang baru sedang diluncurkan untuk mendukung mitigasi.
- Keterlibatan pemangku kepentingan, melalui sarana seperti ilmu pengetahuan warga (citizen science), sangatlah penting.
SDG 14, Ekosistem Lautan
- Dampak terkait iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia mengancam lautan kita, berdampak pada ekosistem laut dan masyarakat yang bergantung pada lautan untuk menjamin keamanan pangan dan penghidupan.
- Ilmu pengetahuan kelautan terkait iklim seperti pengamatan pengasaman laut meningkatkan pemahaman kita tentang dampak iklim terhadap laut dan berkontribusi terhadap strategi pengelolaan dan perlindungan ekosistem laut secara berkelanjutan.
- Dekade Ilmu Kelautan untuk Pembangunan Berkelanjutan PBB 2021-2030 memberikan peluang yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk memobilisasi komunitas ilmiah dan mempercepat ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan kelautan.
SDG 17, Kemitraan untuk Mencapai Tujuan
- Separuh negara melaporkan tidak memiliki sistem peringatan dini multi-bahaya (MHEWS) dan, jika sistem tersebut ada, terdapat kesenjangan yang signifikan dalam cakupannya.
- Ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cuaca, iklim dan air mendukung MHEWS yang efektif dengan meningkatkan pemahaman fisik tentang bahaya, meningkatkan pemahaman tentang risiko dan dampak yang terkait, dan memungkinkan deteksi, pemantauan dan perkiraan bahaya.
- Kemitraan antar pemangku kepentingan yang beragam, termasuk komunitas ilmuwan cuaca, iklim, dan air, sangat penting untuk mewujudkan Peringatan Dini untuk Semua dan mencapai SDGs.