Darilaut – Banyak yang berminat mengikuti diskusi mengenai kemunculan paus orca (paus pembunuh) di perairan Indonesia.
Berkaitan dengan paus orca tersebut, pada Rabu (20/5) Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Kelautan Indonesia (Himitekindo) telah mengadakan kegiatan diskusi online yang bertajuk “Ngabuburit Bareng HIMITEKINDO.” Kegiatan ini memasuki volume ketiga.
Sebanyak 220 orang dari berbagai universitas di seluruh Indonesia dan instansi-instansi terkait turut berpartisipasi dalam kegiatan diskusi online ini.
Tema diskusi kali ini mengangkat tentang fenomena munculnya paus orca (Orcinus orca) di perairan Indonesia.
Pemateri dari diskusi online adalah Muh Firdaus Agung Kunto Kurniawan, Ph.D, selaku Kasubdit Konvensi dan Jejaring Konservasi Ditjen Pengelolaan Ruang Laut Kementrian Kelautan dan Perikanan bersama Verrianto Madjowa, M.Si selaku founder Darilaut.id.
Moderator diskusi yang juga pengurus Himitekindo, Indah Lestari mengatakan, acara ini diadakan sebagai sarana bertukar pikiran dan sharing antara Mahasiswa Kelautan khususnya dengan para ahli.
“Harapannya dengan adanya seminar ini kita bisa bersama-sama mempelajari tentang mamalia ini dan menggali potensi wisata bahari di Indonesia,“ kata Sekretaris Jenderal Himitekindo, Zaky Syahri Luthfan.
“Kemunculan Paus Orca di Indonesia sudah terjadi beberapa kali dalam rentang waktu 2015-2019 sudah terjadi 19 kali kemunculan dengan kemunculan terbanyak pada tahun 2018, yaitu 9 kemunculan. Dan yang baru-baru ini adalah fenomena kemunculan Paus Orca di perairan Anambas,” kata Verri
Distribusi paus orca di Indonesia yaitu di Gorontalo, Teluk Tomini (paling banyak terlihat 5 individu), Bali, Anambas Kepulauan Riau (7 individu), Kalimantan Timur, Maluku, Papua (Raja Ampat), Nusa Tenggara (Solor Alur/Laut Sawu, Flores), Timor, Laut Sulawesi dan Selat Makassar.
Namun, terdapat beberapa tantangan dalam pengelolaan mamalia terkhusus paus Orca ini. “Bebarapa tantangan yang kita hadapi dalam pengelolaannya yaitu keterbatasan data dan informasi, minimnya penelitian tentang mamalia di Indonesia, dan rusaknya habitat,” ujar Firdaus.
Dengan adanya diskusi ini dapat menjadi refleksi bagi kita bersama untuk saling bekerjasama dan bersinergi. Baik dari pihak mahasiswa juga instansi terkait dalam meningkatkan tata kelola dalam upaya menjaga kelestarian mamalia termasuk paus orca.*
Komentar tentang post