Jakarta – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan kepedulian terhadap kelestarian terumbu karang dapat ditumbuhkan mulai dari generasi muda.
“Langkah sederhana yang mungkin bisa dilakukan dengan memberikan kacamata selam kepada anak-anak sekolah,” kata Susi di Paris, Perancis, pekan lalu.
Susi berpendapat, kepedulian masyarakat pesisir dan keluarga dapat ditingkatkan melalui beberapa langkah praktis. Salah satunya dengan pemberian kacamata kedap air, bagi anak sekolah dan generasi muda di wilayah yang memiliki ekosistem terumbu karang.
Hal seperti ini telah dilakukan KKP di beberapa tempat seperti di Kampung Sahare, Distrik Fak-fak Timur, Papua Barat dan Desa Bone Baru, Kabupaten Banggai Laut, Sulawesi Tengah.
Meminta anak-anak dan generasi muda menjaga kelestarian terumbu karang, kata Susi, tanpa mereka pernah mengetahui dan menyaksikannya secara langsung, adalah upaya yang sia-sia. Dengan kacamata selam, mereka bisa melihat betapa indah dan beragamnya terumbu karang di laut. “Dengan demikian, kita telah memupuk kecintaan, rasa memiliki, dan kesadaran mereka akan pentingnya menjaga terumbu karang tetap lestari,” ujar Susi.
Dalam kunjungan kerja di Paris, Menteri Susi tak hanya mewakili Indonesia dalam serah terima Sekretariat bersama International Coral Reef Initiative (ICRI). Pengelolaan perikanan karang menjadi agenda utama yang disepakati sebagai bagian dari Rencana Aksi sekretariat ICRI 2018 – 2020.
Susi mengusulkan penanganan terhadap kecenderungan menjadikan kerusakan karang akibat penangkapan ikan karang hidup konsumsi (live reef food fish/LRFF) sebagai alasan melakukan reklamasi di kawasan pesisir. “Banyak yang menjadikan alasan rusaknya terumbu karang sebagai pembenaran untuk melakukan rehabilitasi dengan cara reklamasi, seperti yang belakangan semakin marak terjadi,” tuturnya.
Dengan pengelolaan yang benar, terumbu karang akan tumbuh subur, sehingga tidak ada lagi alasan rehabilitasi dengan reklamasi yang akan mempersempit lautan yang merupakan ladang pencaharian nelayan.
Agenda utama pengelolaan terumbu karang dapat dimanfaatkan ICRI untuk menyentuh aspek teknis operasional. Khususnya di negara berkembang yang masih menghadapi kendala pengelolaan terumbu karang berkelanjutan, karena tantangan dimensi sosial dan ekonomi. ICRI menyepakati salah satu fokus, yakni restorasi ekosistem terumbu karang melalui restorasi masyarakat pesisir dan keluarga yang toleran (restoration of coral reef through community restoration and family tolerant).*
Komentar tentang post