Darilaut – Bibit siklon tropis 95S sedang berkembang di dekat Australia Barat, Samudra Hindia. Sistem ini berada di utara barat laut Port Hedland atau selatan Nusa Tenggara, Indonesia.
Bibit 95S, menurut layanan satelit Zoom.earth, Sabtu (24/2) dengan kecepatan angin 30 km per jam dan tekanan permukaan laut 1001 hPa (hektopaskal).
Sistem ini memiliki peluang rendah untuk terbentuk menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan.
Belum dikeluarkan peringatan untuk gangguan tropis ini.
Menurut Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jumat (24/2) pusat tekanan rendah terpantau di perairan barat Australia.
Sistem membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang di perairan selatan NTB hingga NTT dan di NTT bagian timur.
Sirkulasi Siklonik lainnya terpantau di Samudera Hindia Barat Daya Lampung dan Perairan Utara Papua barat, yang membentuk daerah konvergensi memanjang dari Selat Malaka hingga Aceh, dari perairan Barat Sumatera Barat hingga pesisir selatan Jawa barat.
Daerah konvergensi juga terpantau memanjang di perairan barat Sumatera Barat, dari Selat Malaka hingga Sumatera Bagian selatan, dari Banten hingga Jawa bagian tengah, dari Kalimantan Utara hingga Kalimantan Selatan. Selain itu, dari Selat Makassar hingga Sulawesi Tenggara, dari Maluku hingga Papua Bagian Selatan. Dari utara Halmahera hingga Laut Seram serta daerah pertemuan angin (konfluensi) di Laut Jawa, Laut Banda, dan Laut Timor.
Kondisi tersebut, menurut Deputi Bidang Meteorologi, mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar pusat tekanan rendah/ sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi/ konfluensi tersebut.
94P
Bibit siklon tropis 94P juga sedang berkembang di dekat Pulau Wallis & Futuna, Samudra Pasifik selatan. Sistem ini sebelumnya berkembang dari Samoa.
Menurut Pusat Peringatan Siklon Tropis Bersama, Joint Typhoon Warning Center (JTWC) 94P memiliki peluang pembentukan yang rendah dalam 24 jam ke depan.
Sistem yang mengarah ke barat tersebut berada pada lingkungan yang lebih menguntungkan dan dapat berkonsolidasi selama dua hingga tiga hari ke depan.
Kecepatan angin permukaan sekitar 30-35 km per jam (15-20 knot). Tekanan permukaan laut minimum mendekati 1007 hPa, kata JTWC.
Komentar tentang post