Darilaut – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) terus mengembangkan sistem peringatan dini tsunami. Sistem ini dikenal dengan sebutan Teknologi InaTEWS atau Indonesia Tsunami Early Warning System.
Teknologi kebencanaan ini menggunakan instrumen sesuai dengan kebutuhan lokasi. Seperti Teknologi Buoy (InaBuoy), Teknologi Kabel Optik Bawah Laut (InaCBT – Cable Based Tsunameter), Teknologi Coastal Acoustic Tomografi (InaCAT), hingga pemodelan berbasis kecerdasan artifisial.
Menurut Kepala BPPT Hammam Riza, sensor tsunami dari InaTEWS BPPT dapat mengirimkan data secara berkesinambungan kepada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Kemudian disebarluaskan kepada masyarakat sebagai upaya mitigasi bencana tsunami di Indonesia.
Saat membuka Media Gathering bertemakan Teknologi Deteksi Tsunami Berbasis Buoy, Kabel Serat Optik, dan Akustik Tomografi, Hammam mengatakan, BPPT sejak Tahun 2019 telah membangun tiga teknologi tersebut dalam rangka mendukung InaTEWS Nasional BMKG.
Pengalaman bencana besar di Tahun 2018 yang menerpa Lombok, Palu, dan Selat Sunda menjadi wake up call bagi semua pihak. Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pun mengeluarkan Perpres No. 93 Tahun 2019 tentang Penguatan dan Pengembangan Sistem Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami.
Komentar tentang post