Darilaut – Duta Besar Indonesia untuk Brunei Darussalam, Dr. Sujatmiko mengatakan perdagangan bilateral Indonesia dan Brunei tercatat terus meningkat selama 5 tahun terakhir. Bahkan dalam masa pandemi pun, tercatat ekspor Indonesia ke Brunei naik.
“Untuk komoditas consumer goods saja, sekitar 200 kontainer (Twenty Foot Equivalent Units/TEUs) produk Indonesia masuk ke Brunei Darussalam setiap bulannya,” kata Sujatmiko.
Karena itu, untuk mendorong peningkatan konektivitas laut Indonesia-Brunei, Sujatmiko bertemu dengan Ketua Umum DPP Indonesian National Shipowners Association (INSA), Carmelita Hartoto dan pengurus lainnya, di Jakarta, Selasa (9/11). INSA merupakan pengusaha perkapalan swasta.
Meskipun pasarnya tidak berskala besar, Brunei memiliki potensi untuk akses pasar produk Indonesia. Selain produk consumer goods tersebut, komoditas potensial lainnya yaitu batu bara, kendaraan dan suku cadangnya, produk pertanian, pakan ternak, dan bahan konstruksi.
Brunei ingin menjadikan Pelabuhan Muara sebagai hub internasional khususnya untuk jalur ke China, tujuan destinasi kargo Eropa melalui jalur darat kereta.
Ketua Umum dan Jajaran INSA mengapresiasi upaya KBRI untuk merealisasikan pelayaran langsung ke Brunei yang tidak mudah.
Tantangannya antara lain mencakup keterbatasan angkutan kargo pada jalur kapal kembali, sehingga perlu terus dijajaki opsi-opsi jalur pelayaran dan menggali berbagai potensi yang menguntungkan.
Dalam diskusi aktif yang diselenggarakan secara hybrid, INSA menyampaikan teknis untuk persiapan perusahaan perkapalan yang harus memenuhi persyaratan IMO untuk jalur pelayaran internasional seperti tersedianya Ballast Water Management System.
Untuk itu, disarankan penjajakan kerja sama dilaksanakan melalui mekanisme Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA) atau bilateral.
Anggota INSA menyampaikan ketertarikan atas kerja sama dalam hal jasa pelayaran komoditas berbentuk cairan, seperti sektor migas, CPO, dan sebagainya.
Selain itu, juga diperoleh informasi jasa kargo pengangkutan batu bara untuk industri migas Brunei.
Sebeluknya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan meski kondisi pelayaran dunia mengalami penurunan kapasitas akibat pandemi Covid-19, beberapa perusahaan pelayaran nasional memiliki potensi untuk mendukung pelaksanaan pelayaran langsung antar kedua negara, untuk pemenuhan komoditi ekspor dan impor.
Menurut Menhub, perlu digali lebih dalam potensi pasar dari Brunei Darussalam yang bisa ditawarkan guna menarik minat perusahaan pelayaran.
Komentar tentang post