Darilaut – Ekspor hasil perikanan tuna di Sorong, Provinsi Papua Barat, terhenti setelah pandemi virus corona penyebab penyakit Covid-19.
Untuk menyiasati hasil tangkapan yang tidak bisa dibeli pabrik (perusahaan) nelayan memasarkan sendiri ikan tuna tersebut secara lokal.
Menurut salah satu penggagas penjualan ikan tuna, Ehdra Beta, masyarakat di Sorong menyambut baik cara pemasaran ini. Jadi ikan tuna hasil tangkapan nelayan ini di fillet.
Kemudian dijual keliling Kota Sorong, hasilnya lumayan buat nelayan. Bisa untuk perputaran biaya untuk melaut lagi.
“Harga tuna jatuh, kami coba pasarkan secara lokal. Masyarakat sangat senang dan antusias membeli ikan fillet segar,” kata Ehdra, Jumat (15/5).
Ehdra mengatakan, harga ikan tuna fillet segar ini dijual Rp 36 ribu per kilo gram. Harga ini termasuk packing dan ongkos kirim, bila ada pemesanan secara online melalui akun Facebook.
Sebelum pandemi Covid-19, harga ikan tuna berkisar Rp 60 sampai 70 ribu per kilo gram. Itu pun bukan tuna fillet.
Ikan fillet biasanya sudah dipotong atau diiris tanpa sisik dan tulang, dan ada yang tanpa kulit.
“Untuk memasarkan tuna fillet ini ada berbagai cara. Salah satunya, keliling kota Sorong. Meskipun harga ini sangat murah, terpenting ada yang membeli,” kata Ehdra, yang mengelola sentra industri kecil menengah di Kota Sorong.
Komentar tentang post