Darilaut – Ada kekhawatiran bahwa pulau-pulau kecil di Indonesia akan tenggelam dan jumlah pulau berkurang.
Salah satunya Pulau Bintan di Kepulauan Riau. Pulau ini merupakan zona perdagangan bebas dan jalur pelayaran internasional yang memiliki luas sekitar 1.300 km. Pulau yang berbatasan dengan Malaysia dan Singapura ini mengalami laju pertumbuhan penduduk sebesar 2,06%, lebih tinggi dari rata-rata nasional yang sebesar 1,34%.
Sementara itu, pertumbuhan ekonominya sendiri hampir sama dengan rata-rata nasional, sehingga kebutuhan akan sumber daya air semakin meningkat.
Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Ida Narulita, mengatakan, studi kasus di pulau tersebut menunjukkan fenomena iklim sangat mempengaruhi curah hujan.
Fungsi Pulau Bintan yang tidak memiliki air tanah dalam menyebabkan sumber daya airnya sangat tergantung dari variabilitas curah hujan.
Pada tahun 2019 (tahun terjadinya IOD+) tampungan air baku di Pulau Bintan mengalami penurunan muka air yang cukup siknifikan.
Curah hujan ekstrim yang dipicu oleh kondisi dinamika cuaca pada skala sinoptik, menyebabkan banjir besar di Pulau Bintan terjadi di awal Januari 2021. Hal ini menunjukkan dinamika atmosfer sangat mempengaruhi variabilitas curah hujan dan berdampak pada sumberdaya air di wilayah ini, kata Ida.