Gempa berkekuatan 6,8 SR, yang merupakan gempa terbesar yang melanda negara Afrika Utara dalam 120 tahun terakhir, menyebabkan orang-orang meninggalkan rumah mereka karena ketakutan dan ketidakpercayaan pada Jumat malam.
Seorang pria mengatakan piring dan hiasan dinding mulai berjatuhan, dan orang-orang terjatuh. Gempa tersebut merobohkan tembok-tembok yang terbuat dari batu dan pasangan bata, menutupi seluruh komunitas dengan puing-puing.
“Saya tidak bisa membangun kembali rumah saya. Saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan. Tetap saja, saya masih hidup, jadi saya akan menunggu,” katanya sambil berjalan melewati kota oasis gurun yang menghadap ke perbukitan batu merah, sekawanan kambing, dan danau garam yang berkilauan.
“Saya merasa sedih.”
Survei Geologi AS mengatakan gempa tersebut berkekuatan awal 6,8 skala Richter ketika terjadi pada pukul 23.11 waktu setempat, dengan guncangan yang berlangsung beberapa detik.
Badan AS tersebut melaporkan gempa susulan berkekuatan 4,9 terjadi 19 menit kemudian. Tabrakan lempeng tektonik Afrika dan Eurasia terjadi pada kedalaman yang relatif dangkal, sehingga gempa menjadi lebih berbahaya.
Gempa bumi relatif jarang terjadi di Afrika Utara. Lahcen Mhanni, Kepala Departemen Pemantauan dan Peringatan Seismik di Institut Geofisika Nasional, mengatakan kepada 2M TV bahwa gempa tersebut merupakan yang terkuat yang pernah tercatat di wilayah tersebut.
Komentar tentang post