“Adanya simulasi dengan membunyikan sirine itu tidak bermaksud menakut-nakuti warga, simulasi dengan menggunakan sirine dimaksudkan agar warga mendapat informasi yang benar dan akurat dari pemerintah tentang bahaya tsunami,” ujar Aminingrum di lokasi pemasangan alat peringatan dini, Muara Sikabaluan, Kecamatan Siberut Utara, Senin (23/11).
Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan target dalam prioritas nasional untuk pemasangan alat peringatan dini tsunami di Indonesia.
Dalam membangun kesiapsiagaan di Kepulauan Mentawai, menggunakan metodelogi sistem peringatan dini tsunami atau tsunami early warning system (TEWS) yang terdiri dari 9 tahapan.
Kesembilan tahapan tersebut meliputi (1) persiapan, (2) penilaian risiko, (3) sosialiasi bencana tsunami, (4) pembentukan tim siaga, (5) pembuatan denah evakuasi, (6) penyusunan prosedur tetap, (7) pemantauan peringatan dini dan geladi evakuasi, (8) membangun komitmen daerah dan masyarakat dalam pengoperasian dan pemeliharaan keseluruhan sistem peringatan dini, dan (9) monitoring status fungsi alat.
BNPB, UGM dan BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai melakukan serangkaian kegiatan selama 10 hari untuk memastikan sistem peringatan dini tsunami berjalan.
Komentar tentang post