redaksi@darilaut.id
Kamis, 11 Agustus 2022
26 °c
Jakarta
28 ° Sab
27 ° Ming
28 ° Sen
27 ° Sel
Dari Laut Indonesia
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Masuk
  • Daftar
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil

Home » Berita » ICOES 2020, LIPI Bahas Keseimbangan Ekosistem Alam, Darat dan Laut

ICOES 2020, LIPI Bahas Keseimbangan Ekosistem Alam, Darat dan Laut

redaksi redaksi
19 November 2020
Kategori : Berita, Kajian
Pesisir dan laut. FOTO: DARILAUT.ID

Pesisir dan laut. FOTO: DARILAUT.ID

Darilaut – Isu global lingkungan hidup telah berubah drastis, sehingga interaksi yang berlangsung di alam tidak selaras dan menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem karena faktor alam dan manusia.

Gangguan oleh alam baik di darat maupun laut menyebabkan bencana alam yang mengakibatkan kerusakan lingkungan yang berdampak pada kelangsungan hidup manusia.

Menyikapi hal tersebut, sebagai bagian dari kontribusi hasil penelitian bidang kelautan dan kebumian, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam rangkaian perhelatan Indonesia Science Expo (ISE) 2020 menggelar International Conference on the Ocean and Earth Sciences (ICOES), pada 18-20 November 2020.

Tema konferensi “Ocean & Earth Sciences for Bettetr Human Live with Nature”. Konferensi diikuti peserta lokal maupun luar negeri.

Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko mengatakan senang sekali bisa menyambut peserta, pada rangkaian Indonesian Science Expo (ISE) di acara Konferensi Internasional tentang Ilmu Kelautan dan Kebumian (ICOES) 2020.

“Saya ingin sampaikan terima kasih kepada semua pakar, akademisi, bisnis/industri, organisasi nirlaba, dan peserta yang telah mengikuti acara ini. Kerja sama dan partisipasi Anda sangat besar untuk mewujudkan kolaborasi di masa mendatang. Please stay healthy and happy during this long pandemi,” ujar Handoko.

Menurut Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI, Ocky Karna Radjasa, ICOES 2020 hadir untuk menangani beberapa masalah global terkait dampak manusia pada keseimbangan ekosistem alam. Isu pengelolaan lingkungan hidup berkelanjutan di perairan darat, pesisir dan lautan jadi perhatian masyarakat dunia saat ini.

“Isu ini berkelanjutan mengingat akan dampak dari permasalahan perubahan iklim, pencemaran lingkungan laut, dan bencana alam,” kata Ocky.

Hal ini, kata Ocky, menjadi tantangan besar bagi manusia yang hidup di bumi tetapi terus berlanjut memanfaatkan lautan dan bumi untuk dapat memerangi dan memecahkan masalah.

Ocky mengatakan, dalam mengatasi permasalahan global ini, upaya yang perlu dirujuk adalah mengacu pada program yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Beberapa program global dunia tersebut di antaranya: UN- Sustainable Development Goal 14: Life Below Water; UN-Decade of Ocean Science for Sustainable Development (2021-2030); UN-Convention on Biodiversity Vision on 2050 ‘Living in Harmoni with Nature’; Revision United Nation Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) related to Biodiversity Beyond National Jurisdiction.

“Program-program ini secara garis besar menjadi acuan untuk mengatasi berbagai masalah global yang berdampak pada keberlangsungan hidup manusia serta lingkungan alam sekitar,” ujar Ocky.

Hadir sebagai pembicara kunci di bidang kelautan dari Universitas Tokyo-Jepang, Hiroaki Saito. Menurut Hiroaki, ekosistem laut di perairan subtropis dan tropis memiliki ciri khas meningkat pada suhu dan keanekaragaman hayati.

“Sehingga diperlulan pengamatan pada saat perubahan musim dalam konsentrasi nutrisi dan biomassa fitoplankton, Di sisi lain, upaya untuk mendeteksi perubahan fisik persediaan hara dan plankton akibat respon cepat organisme pada keadaan suhu tinggi, juga dibutuhkan,” katanya.

Hiroaki memperkenalkan teknik baru eDNA, untuk kegiatan analisis kimia, dinamika fisik ke kimia dan proses biologi kelautan. Penerapan metode eDNA untuk memahami dan mendeteksi unsur hara pada ekosistem laut secara keseluruhan.

Hiroaki mencontohkan penerapan metode ini untuk perairan Indonesia, fokus pada hot spot keanekaragaman hayati, strukturnya sangat kompleks.

Tags: keanekaragaman hayatiLIPIPerubahan Iklim
Bagikan14Tweet2KirimKirim

Berlangganan untuk menerima notifikasi berita terbaru Dari Laut Indonesia

Berhenti Berlangganan

Related Posts

Hujan meteor Perseid di atas Lithuania pada 13 Agustus 2016. FOTO: ARNAS GOLDBERG/ Accuweather.com
Berita

Jangan Lewatkan, Malam Ini Hujan Meteor Perseid dan Supermoon

11 Agustus 2022
Serpihan roket Long March 5B (CZ-5B) itu milik China National Space Administration (CNSA) jatuh di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. FOTO: LAPAN.GO.ID
Berita

Serpihan Roket yang Jatuh di Kalimantan Barat Milik China National Space Administration

11 Agustus 2022
Tanaman padi. FOTO: DARILAUT.ID
Berita

Pangan dan Energi Jadi Masalah Global

10 Agustus 2022
Next Post
Daun dan buah tumbuhan mangrove Sonneratia. FOTO: DARILAUT.ID

Pulau Mantehage di TN Bunaken Punya 3 Trail Mangrove

FOTO: DARILAUT.ID

Kemenhub Uji Semua Kapal Penumpang

Komentar tentang post

Bandung, Indonesia
Kamis, Agustus 11, 2022
Mostly Cloudy
24 ° c
72%
11mh
-%
28 c 19 c
Rab
26 c 18 c
Kam
27 c 18 c
Jum
26 c 17 c
Sab

TERBARU

Menkes Ingatkan Vaksinasi Kurangi Risiko Kematian

Jangan Lewatkan, Malam Ini Hujan Meteor Perseid dan Supermoon

Serpihan Roket yang Jatuh di Kalimantan Barat Milik China National Space Administration

Pangan dan Energi Jadi Masalah Global

Tugas Penting Menyelamatkan Ekosistem Lamun Dunia

Paus Sperma 16,5 Meter Terdampar di Banyuwangi

REKOMENDASI

Hadapi Tindakan Balasan, Kementerian Lingkungan Hidup Kumpul Sejumlah Ahli Indonesia

Teknologi Asap Cair, Cara Mengawetkan Ikan yang Ramah Lingkungan

359 ABK Dream Explorer Tiba di Tanjung Priok

Tsunami Palu, Siapa Saja Ilmuwan Luar Negeri yang Ikut Survei?

Digigit Hiu Pemotong, Paus Berkepala Melon Mati Terdampar di Perairan Buleleng

Upaya Penyelamatan Paus Orca di Indonesia

TERPOPULER

  • Ikan

    Ini Potensi di 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan

    662 bagikan
    Bagikan 274 Tweet 162
  • Kegiatan Reklamasi Masih Menimbulkan Pro dan Kontra

    30 bagikan
    Bagikan 13 Tweet 7
  • Ini Daftar 34 Trayek Tol Laut Tahun 2022

    21 bagikan
    Bagikan 9 Tweet 5
  • LIPI Bahas Ilmu Kelautan dan Kebumian

    10 bagikan
    Bagikan 5 Tweet 2
  • Enam Aplikasi Digital Nelayan Indonesia

    370 bagikan
    Bagikan 155 Tweet 90
  • Kawasan Timur Indonesia Kaya Sumber Daya Ikan

    121 bagikan
    Bagikan 49 Tweet 30
  • Bencana Kekeringan Melanda Lanny Jaya

    17 bagikan
    Bagikan 16 Tweet 1
  • Tentang
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Terms of Use
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Email : redaksi@darilaut.id

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Berita
  • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Biota Eksotis
  • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
  • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Selamat Datang Kembali

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk Akun

Lupa Password? Mendaftar

Buat Akun Baru

Mendaftar dengan Facebook
Mendaftar dengan Google+
Atau

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

*Dengan mendaftar di situs kami, anda setuju dengan Syarat & Ketentuan and Kebijakan Privasi.
Isi semua yang diperlukan Masuk

Ambil password

Masukan username atau email untuk mereset password

Masuk