Jakarta – Indonesia dan Jepang menjalin kerjasama yang difokuskan pada ekosistem karbon biru (blue carbon). Program ini disebut BlueCARES.
BlueCARES ini dengan tujuan menyusun suatu ‘strategi karbon biru’ sebagai skema yang efektif untuk meningkatkan upaya masyarakat dalam pelestarian ekosistem pesisir, sekaligus berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim global.
Mengusung motto “aksi lokal yang berdampak lokal dan global”, strategi ini akan dicapai melalui integrasi penelitian dalam bidang geokimia, ekologi, geomatika, modeling dan sosial-ekonomi untuk mengetahui dinamika karbon biru pada sistem hulu-hilir.
Selain itu, melakukan kajian kuantifikasi jasa ekosistem (ecosystem services) untuk mengetahui pemanfaatan ekosistem pesisir yang lestari.
Pada Selasa (25/6), Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), Sjarief Widjaja membuka acara The Second Core-and-Network System (CNS) Workshop of Satreps – BlueCARES ini.
“Pertemuan ini pada prinsipnya dirancang untuk melanjutkan lokakarya CNS pertama yang diselenggarakan pada bulan November tahun lalu, yaitu untuk meningkatkan kapasitas riset, pemantauan ekosistem pesisir dan kemitraan penelitian di antara lembaga-lembaga di Indonesia,” kata Sjarief.
Pembentukan CNS merupakan salah satu dari 5 output utama program SATREPS – BlueCARES. CNS ditargetkan sebagai suatu kemitraan nasional sukarela. Namun, sistematis dan terkoordinasi antara universitas dan lembaga-lembaga terkait yang memiliki visi masa depan yang berkelanjutan untuk lingkungan dan masyarakat pesisir Indonesia.
Komentar tentang post