Alat inovatif ini dipelopori oleh Fasilitas Pembiayaan Observasi Sistematis (SOFF), sebuah dana Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dibentuk oleh UNEP, WMO, dan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP).
Sekretaris Jenderal WMO, Celeste Saulo, mengatakan, Obligasi Dampak akan meningkatkan data yang dibagikan secara internasional hingga lima kali lipat, memperkuat kemampuan dunia untuk memperkirakan dan mempersiapkan diri menghadapi cuaca ekstrem dan bahaya iklim.
“Studi menunjukkan bahwa menutup kesenjangan data dapat menghasilkan manfaat langsung tahunan sebesar USD 5 miliar dan membuka USD 160 miliar keuntungan ekonomi yang lebih luas,” kata Saulo.
Menurut Direktur Eksekutif UNEP Inger Andersen, jika kita gagal menutup kesenjangan adaptasi dan data sekarang, kita hanya akan mengunci biaya dan risiko yang jauh lebih tinggi di masa depan.
“Obligasi yang diusulkan ini menunjukkan bagaimana pendanaan publik dan swasta dapat bersatu untuk mendukung ketahanan dan melindungi kehidupan dalam iklim yang berubah,” kata Andersen.
Dengan opsi penataan yang telah dirancang, persiapan teknis yang sedang berlangsung berfokus pada identifikasi penerbit dan mitra yang sesuai untuk memungkinkan peluncuran dan implementasi obligasi.
Inovasi Pendanaan Iklim




