Darilaut – Topan Nanmadol telah tiba di Pulau Honshu Senin (19/9) dan terus bergerak menuju Laut Jepang (Laut Timur). Kekuatan topan ini melemah selama berada di daratan, mulai dari Pulau Kyushu hingga Honshu.
Sistem ini diperkirakan melintasi daratan, wilayah pesisir dan Laut Jepang. Kemudian melewati ujung daratan Pulau Honshu antara Nanao, Kanazawa dan Toyama.
Selanjutnya, lintasan sistem ini masuk ke pesisir dan Laut Jepang, serta kembali ke Pulau Honshu. Sistem akan melanjutkan pergerakan di daratan hingga masuk kembali ke Samudra Pasifik Utara.
Badan Meteorologi Jepang atau Japan Meteorological Agency (JMA) menjelaskan kekuatan Nanmadol sebagai “angin topan yang kuat” melemah menjadi “Siklon tropis yang berkembang ekstrem”. Sementara Pusat Peringatan Siklon Tropis Bersama, Joint Typhoon Warning Center (JTWC) melemah dari Topan menjadi Badai Tropis.
Berdasarkan jalur lintasan JMA, Nanmadol pada Senin siang, bergerak denga kekuatan “siklon tropis yang berkembang ekstrem” di Pulau Honshu ke timur laut dengan kecepatan 30 km per jam atau 15 knot dan tekanan udara pusat 975 hPa.
Area badai dengan kecepatan angin 50 knot atau lebih di utara 260 km (140 NM) dan selatan 185 km (100 NM). Angin kencang dengan kecepatan 30 knot atau lebih di timur 750 km (400 NM) dan barat 650 km (350 NM).
Prediksi JMA pada Selasa (20/9) Nanmadol masih dengan kekuatan “siklon tropis yang berkembang ekstrem.”
Bergerak menuju timur-timur laut timur dengan kecapatn 50 km per jam atau 26 knot dan tekanan udara pusat 980 hPa. Kecepatan angin maksimum 30 m/s (55 knot) dan kecepatan angin instan maksimum 40 m/s (80 knot),” kata JMA.
Peringatan angin dahsyat di seluruh area 270 km (145 NM).
Prediksi Rabu (21/9) kekuatan Nanmadol menjadi siklon ekstratropis, dengan arah pergerakan ke timur laut dengan kecepatan 65 km per jam atau 34 knot dan tekanan udara pusat 994 hPa.
Menurut JTWC Nanmadol yang telah menjadi Badai Tropis selama enam jam terakhir bergerak ke utara-timur laut dengan kecepatan 20 km per jam (11 knot).
Sistem secara dramatis akan meningkatkan kecepatan hingga sekitar 55 km per jam (30 knot), atau kira-kira 50% dari aliran 500 hPa, bergerak ke timur laut di sepanjang batas depan saat mendorong ke timur.
Sistem ini akan memulai transisi ekstratropis (ETT) dan akan bertransisi ke kekuatan badai, inti dingin di timur Hokkaido dalam 36 jam.
Komentar tentang post