Darilaut – Penggunaan batubara menimbulkan pro dan kontra di kalangan pelaku industri dan aktivis lingkungan. Saat ini Institut Teknologi Bandung (ITB) sedang mengembangkan teknologi pemanfaatan batubara yang ramah lingkungan, antara lain, melalui sejumlah penelitian.
Seperti dilansir Itb.ac.id, Guru Besar Teknik Kimia ITB Prof. Dwi Wahyu Sasongko menjelaskan beberapa hal tentang teknologi pemrosesan batubara ramah lingkungan.
Hal ini disampaikan Prof Wahyu dalam kegiatan 80 Tahun Pendidikan Tinggi Teknik Kimia di Indonesia, Program Studi Teknik Kimia ITB, ke-4 dengan judul “Industri Kimia Berbasis Mineral dan Batubara”. Webinar ini diselenggarakan pada Sabtu (12/6).
Prof Wahyu mengatakan, penggunaan batubara memang membawa keuntungan beserta kerugian. Jika dilihat dari segi keuntungan, batubara dapat memasok listrik secara konstan, biaya kapital rendah, dan harganya yang relatif murah.
Kerugiannya bisa menyebabkan emisi gas rumah kaca dan kerusakan ekosistem di sekitar tambang.
Batubara adalah endapan senyawa organik karbon yang terbentuk secara alamiah dari sisa tumbuh-tumbuhan. Pembentukan batubara pertama terjadi sekitar 360-290 juta tahun lalu.
Menurut Wahyu, pada dasarnya pemanfaatan batubara dilakukan melalui beberapa proses, yakni gasifikasi, karbonisasi/pirolisis, likuifaksi, dan pembakaran.
Komentar tentang post