Jakarta – Semester 1, Januari hingga Juni 2019, ekspor komoditi perikanan Sulawesi Utara mencapai USD 75.891.309 atau setara Rp 1.077.277.130.000. Dari jumlah tersebut, komoditi frozen tuna (tuna beku) yang tertinggi, mencapai USD 30.269.224 atau Rp 420 Miliar.
Kepala Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Manado Muhammad Hatta Arisandi mengatakan, sektor perikanan Sulawesi Utara kian menujukkan peningkatan. Tahun 2018 dalam periode yang sama ekspor komoditi Sulawesi Utara mencapai USD 61.371.649 atau Rp 861 Miliar.
“Jadi ada peningkatan sebesar 23,66 persen jika dibandingkan dengan tahun 2019,” ujar Hatta.
Menurut Hatta, untuk Nilai ekspor terbesar dipegang oleh komoditi tuna beku. Untuk komoditi yang paling banyak diekspor adalah canned fish atau ikan kaleng yang mencapai 7.662 ton. Ekspor lainnya, dried smoked fish (ikan kayu), fresh tuna (tuna segar) dan fish bone meal (tepung ikan).
Ekspor ikan hidup juga menunjukan tren positif. Hingga pertengahan 2019 ini, eskpor ikan hidup mencapai USD 13.335.654 atau setara Rp 169 miliar. Posisi 2 sampai 5, diisi dengan komoditi seperti lobster air tawar, ikan hias air laut, betutu, hingga lobster.
Hatta mengatakan, kebijakan dari Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti sangat berperan dalam mendorong peningkatan ekspor komoditas perikanan Sulawesi Utara yang pada akhirnya diharapkan juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kelautan dan Perikanan.*
Komentar tentang post