Di lain sisi, mengenai arah riset akan dilakukan dalam jejaring nasional. Setidaknya saat ini pihaknya mengembangkan metode pemetaan dasar ekosistem pesisir.
“Kami berkolaborasi dengan pakar di universitas dan jejaring. Dengan ini kita harap jadi standar acuan sehingga menghasilkan standar data yang sama,” katanya.
Selanjutnya, jejaring juga akan melakukan pengembangan untuk tools monitoring yang mudah melalui aplikasi dan juga secara sains reliable atau valid serta dari sisi demand bisa memenuhi kebutuhan riset.
“Satu lagi juga kita akan membuat kajian mengenai resiliensi ekosistem pesisir mangrove, terumbu karang dan padang lamun,” ujarnya.
Udhi menjelaskan mengenai pendanaan kegiatan pemantauan jejaring nasional, akan bersifat terbuka dan tidak terpusat pada satu lembaga.
Setiap stakekholder yang terlibat dalam jejaring ini, yang secara rutin melakukan pemantauan tetap berjalan sebagaimana mestinya.
Perwakilan dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB), Beginer Subhan mengatakan target jejaring tahun ini akan memperkuat dulu sistem, dan integrasi data. Data tersebut akan membantu pemerintah dalam pengambilan kebijakan dan aksi strategis dalam pengelolaan ekosistem pesisir.
Misalnya, kata Subhan, di Kementerian Kelautan dan Perikanan, menggunakan data ekosistem pesisir untuk menetapkan zonasi dan pemanfaatan dan status kondisi ekosistem.
Komentar tentang post