Darilaut – Hingga saat ini, kerak samudra terus mengalami pergerakan yang mengakibatkan terbentuknya jalur gempa dan deretan gunung api aktif bawah laut, seperti yang terjadi di kawasan utara Kepulauan Sangihe.
Pergerakan kerak samudra juga dapat menyebabkan longsor bawah laut yang dapat memicu terjadinya tsunami. Potensi ini sempat teridentifikasi di perairan Mentawai di mana longsoran bawah laut dapat memicu tsunami lokal yang mengancam Kota Padang.
Oleh karena itu, penelitian kerak samudra sangat dibutuhkan dalam upaya mengantisipasi bencana alam di masa mendatang yang diakibatkan oleh pergerakan kerak samudra.
Profesor Riset bidang geologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Haryadi Permana, mengatakan hasil riset itu pun kami translate menjadi buku-buku ajar praktis dan standar nasional Indonesia untuk kita semua membangun kesiapsiagaan menghadapi bencana.
“Penelitian geologi, petrologi, geokimia kepingan kerak samudra yang tersebar di beberapa pulau di Indonesia mengindikasikan jejak konvergensi (pertemuan) lempengan bumi di masa lalu,” kata Haryadi seperti dikutip dari Lipi.go.id.
Menurut Haryadi penelitian kerak samudra yang mengalasi kawasan ZEE Indonesia telah memberikan sumbangsih dalam penyusunan submisi klaim landas kontinen di luar 200 nm barat laut perairan Sumatra ke The United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS).
Komentar tentang post