Darilaut – Kerusakan akibat badai siklon super (Super Cyclonic Storm) Mocha yang mendarat di Myanmar dan perbatasan Bangladesh meluas.
Meski kondisi cuaca yang buruk dan gangguan telekomunikasi menyulitkan untuk menilai tingkat kerusakan sepenuhnya. Akan tetapi laporan awal menunjukkan bahwa kehancuran telah meluas dan orang-orang yang sudah rentan – terutama orang-orang yang terlantar –membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Siklon tropis, yang juga disebut badai atau topan adalah salah satu bencana alam paling dahsyat ketika menghantam wilayah pesisir yang padat penduduk.
Topan Mocha yang terbentuk di Teluk Benggala mendarat di Negara Bagian Rakhine di Myanmar Minggu (14/5).
Topan itu membawa hujan lebat yang menyebabkan banjir, dan angin kencang melintasi daerah pesisir dan dataran rendah di Myanmar dan Bangladesh.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) menjelaskan daerah-daerah tersebut telah mengalami kebutuhan kemanusiaan yang signifikan, dengan ratusan ribu orang yang rentan telah mengalami krisis berturut-turut di perbatasan kedua negara tersebut.
Di Myanmar, Mocha membawa hujan lebat, gelombang badai, dan angin kencang tercatat, khususnya di dan sekitar Sittwe, ibu kota Rakhine.
Di Bangladesh, puluhan ribu keluarga telah terkena dampaknya. Fasilitas utama telah rusak, terutama di kamp pengungsian Rohingya di Teknaf dan komunitas tetangga. Lebih dari 750.000 orang dievakuasi ke lokasi yang lebih aman.
Komentar tentang post