Darilaut – Es di Antartika mencair tiga kali lebih cepat yang akan berdampak langsung pada kenaikan permukaan laut.
Dengan kondisi seperti ini, kelangsungan kota-kota dan penghidupan masyarakat pesisir di seluruh dunia serta pulau-pulau kecil terancam dan dapat menimbulkan bencana.
Untuk itu, para pemimpin dunia yang mengikuti Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sesi ke-28 (COP28) pekan ini di Dubai, Uni Emirat Arab, harus memutus siklus pemanasan global yang mematikan tersebut, sebelum “titik kritis yang mematikan” tercapai, kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Senin (27/11).
Sekretaris Jenderal PBB saat memberikan arahan kepada wartawan di New York, setelah pada akhir pekan melihat sendiri kecepatan pencairan es di Antartika yang “sangat mengejutkan” – tiga kali lebih cepat dibandingkan tingkat pencairan es pada awal tahun 1990an.
Angka-angka baru mengungkapkan bahwa lautan es di Kutub Selatan kini berada 1,5 juta kilometer persegi di bawah rata-rata sepanjang tahun ini. Itu sama dengan gabungan luas permukaan Portugal, Spanyol, Perancis dan Jerman.
“Apa yang terjadi di Antartika tidak hanya terjadi di Antartika saja,” kata Guterres.
“Kita hidup di dunia yang saling terhubung. Mencairnya es laut berarti naiknya air laut. Dan hal ini secara langsung membahayakan nyawa dan penghidupan masyarakat pesisir di seluruh dunia.”