Darilaut – Spesies badak jawa (Rhinoceros sondaicus Desmarest, 1822) termasuk paling langka di dunia dan berada di ambang kepunahan. Tim Balai Taman Nasional Ujung Kulon berhasil merekam merekam aktivitas saat melakukan monitoring di pantai Cikarang.
Pada Senin (11/1) pukul 06.30 WIB, tim Rhino Protection Unit Marine Patrol melakukan patroli wilayah perairan laut di pantai Cikarang Resort Pulau Handeuleum. Monitoring dilakukan Seksi PTN Wilayah II Handeuleum.
Tim menemukan dan merekam secara langsung 1 ekor badak jawa. Lokasi temuan berada pada grid 36AV dengan durasi perekaman selama 4 menit 45 detik.
Individu badak jawa tersebut sedang melakukan aktivitas mengasin (salt licking). Saat dilakukan perekaman kondisi badak jawa tidak terganggu.
Awalnya, jarak tim yang saat itu menggunakan kapal dengan badak di pantai sekira 300 meter. Kemudian tim mendekati dengan menggunakan skoci berjarak 10-15 meter.
Tim melakukan pengamatan dan pengamanan. Ukuran tapak badak jawa yaitu 25-26 cm, diperkirakan sudah dewasa.
Berdasarkan hasil rekaman kamera tersebut, dikarenakan lokasi dari kapal ke Badak jawa jauh dan penggunaan kamera seadanya, belum dapat teridentifikasi siapa nama badak jawa yang terekam.
Namun perkiraan badak jawa yang selalu berada di wilayah tersebut yaitu Mantili, Kujang, Mustopa, Arya dan Raksa.
Dengan terekamnya langsung 1 individu badak jawa di daerah pantai pasti bisa dilihat siapapun yang melewati wilayah tersebut di Taman Nasional Ujung Kulon.
Hal ini menunjukkan perlu pengamanan dan perlindungan yang intensif di setiap habitat badak jawa.
Agar perkembangan populasi individu badak jawa mengalami peningkatan untuk berkembang biak secara alami dan tidak terganggu. Sehingga memberi harapan besar bagi kelangsungan hidup satwa langka tersebut.
Dengan adanya temuan langsung badak jawa di Ujung Kulon telah membuktikan bahwa peranan kondisi habitat badak jawa tersebut dalam kondisi aman terkendali.
Hal ini dikarenakan adanya penguatan sistem patroli kawasan yang rutin dilakukan dan kuatnya dukungan masyarakat desa di sekitar Taman Nasional Ujung Kulon dalam membantu pelaksanaan protection dan monitoring badak.
Selain itu, terdapat pula daya dukung utama ekologi dan jejaring kehidupan. Seperti ketersediaan pakan yang melimpah. Kemudian, kebutuhan mengasin dan kondisi habitat yang masih relatif sangat baik di sekitar semenanjung Ujung Kulon.
Sehingga kondisi tersebut mampu menjadi daya dukung utama untuk perilaku berkembang terhadap populasi individu badak jawa di TN Ujung Kulon.
Komentar tentang post