Jakarta – Kepala Pusat Penelitian Oseanografi Dirhamsyah mengatakan, sektor kelautan selama ini belum dianggap sebagai komponen penting dalam penurunan emisi gas rumah kaca.
“Padahal laut dan vegetasi pesisir memiliki kapasitas menyerap 25 persen emisi karbon dioksida antropogenik,” kata Dirhamsyah dalam workshop “Carbon Sink and Sequestration in Coastal Ecosystem: From Science To Economic Value and Policy”.
Menurut Dirhamsyah, potensi vegetasi pesisir menjadi tantangan bagi peneliti dan akademisi. Hal ini untuk meyakinkan agar sektor kelautan dapat mengambil peranan penting dalam kebijakan penurunan emisi gas rumah kaca di Indonesia yang merupakan negara kepulauan.
Workshop ini diselenggarakan Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) awal Oktober di Jakarta. Workshop ini untuk membangun kesadaran tentang pentingnya vegetasi pesisir sebagai upaya mitigasi perubahan iklim.
Pemerintah Indonesia telah menargetkan 29 persen jumlah penurunan emisi gas rumah kaca. Target tersebut berasal dari sektor kehutanan 17,2 persen, sektor energi menyumbang 11 persen, sektor pertanian 0,32 persen, sektor industri 0,10 persen dan sektor limbah 0,38 persen.
“Selain aspek kelestarian lingkungan, perlu juga memperhatikan kontribusi secara ekonomi bagi masyarakat pesisir,” ujarnya.
Workshop ini didukung The ASEAN Committee on Science and Technology, dengan peserta dari seluruh negara di kawasan Asia Tenggara. Workshop mengundang pembicara nasional maupun internasional dari Australia dan Jepang.
Melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas institusi dan menginisiasi jejaring regional ASEAN dalam aksi mitigasi perubahan iklim. Selain itu, menjadi kontribusi LIPI terhadap komitmen Indonesia dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals.
Vegetasi pesisir penting untuk mitigasi perubahan iklim, nilai ekonomis, hingga integrasi strategi dan kebijakan perubahan iklim dengan ilmu pengetahuan. Tindak lanjut workshop ini adalah akan dilakukannya diskusi tentang protokol dalam perhitungan serapan karbon di ekosistem vegetasi pesisir yang dapat diadopsi di kawasan regional ASEAN.*
Komentar tentang post