Kapal berlayar dari rute Pulau Weda, Maluku Utara dengan tujuan Pelabuan Morosi, Sulawesi Tenggara.
MV Nur Allya adalah kapal kargo raksasa buatan perusahaan Jepang Sanoyas Hishino Meiso Corp pada 2002, dengan kapasitas 52.400 deadweight tonnes (dwt). Artinya, kapal ini mampu mengangkut beban hingga 52.400 ton, tidak termasuk berat kapal itu sendiri yang mencapai 8.394 metrik ton.
Untuk pencarian, pemerintah telah mengerahkan sekitar 21 lembaga dan instansi terkait seperti Basarnas Ternate, Direktorat Komunikasi Basarnas Pusat, Direktorat Polairud Polda Maluku Utara, perusahaan pemilik kapal, dan Bakamla Pusat.
Area pencarian dipusatkan di perairan Maluku Utara, yang menjadi titik koordinat awal kapal tersebut terpantau. Tim juga menyisiri perairan laut Obi, Maluku Utara dan perairan Pulau Buru, Maluku. Termasuk menyisir jalur pelayaran kapal di perairan Poge Sanana, Taliabo, dan perairan Morosi.
Pencarian juga dilakukan melalui udara, namun tidak membuahkan hasil. Misteri keberadaan kapal kargo MV Nur Allya sedikit terkuak saat tim SAR menemukan sekoci rusak dari kapal tersebut di pesisir Desa Gambaru, Kecamatan Obi Selatan.
Perusahaan pemilik MV Nur Allya sudah mengonfirmasi sekoci tersebut merupakan bagian dari kapal yang tenggelam. Tumpahan minyak ditemukan di bagian selatan perairan Pulau Obi, Maluku Utara pada 30 Agustus 2019.*
Komentar tentang post