Darilaut – Ada beragam manfaat ikan tuna mulai dari daging, bagian rahang dan kulit. Kini tulang ikan tuna yang biasanya dibuang begitu saja, dapat diolah sebagai minuman yang dapat menurunkan obesitas.
Kreasi dengan kombinasi tulang ikan tuna untuk minuman ini dikembangkan mahasiswa Universitas Brawijaya.
Mahasiswa yang memanfaatkan tulang ikan tuna, sebagaimana dilansir dari Prasetya.ub.ac.id, untuk dijadikan minuman ini masing-masing Dimas Teguh Prasetyo (Fakultas Peternakan, Fapet), Umi Lailasari (Fapet), Berliana Arifa Noer Shodiq (Fapet), Gita Aprini (Fapet) dan Hildatussyarifah (Fakultas Teknik).
Mereka berinisiatif membuat minuman yang mampu menurunkan obesitas secara aman dan minim efek samping.
Salah satu upaya yang dilakukan dengan memanfaatkan kandungan kalsium pada tulang ikan tuna untuk dijadikan nanokalsium yang selanjutnya di tambahkan pada yoghurt.
“Kalsium dari tulang ikan tuna dalam bentuk nano mampu meningkatkan penyerapan kalsium sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan asupan kalsium harian,” kata ketua tim Dimas Teguh Prasetyo, seperti dikutip dari Prasetya.ub.ac.id.
Upaya untuk meningkatkan nilai tambah dari kalsium tersebut dilakukan dengan membentuk nanokalsium melalui teknik PEF (Pulsed Electric Field).Teknik ini mampu menonaktifkan mikroorganisme dan enzim pada suhu kamar.
Pembuatan nanokalsium dari tulang ikan tuna ini menggunakan metode PEF (Pulse Electrical Field) dengan tegangan 16,5 kV dan frekuensi 15 kHz yang dilaksanakan di laboratorium TPPHP FTP UB. Setelah dilakukan uji, diketahui bahwa dalam sampel seberat 0.01 gram terdapat kandungan kalsium sebesar 0.0025 gram.
Untuk menambahkan kalsium, tim mencampur dengan yoghurt.
Menurut Dimas, Yoghurt dipilih karena sudah banyak dikenal masyarakat sebagai minuman yang memiliki banyak manfaat sehingga potensi penerimaan yoghurt nanokalisum ini akan lebih tinggi.
Dari kombinasi tulang ikan tuna dan yogurt dihasilkan minuman yang efektif dapat menurunkan kadar kolesterol dan trigleserida sebagai faktor utama penyebab obesitas.
Obesitas merupakan suatu penyakit multifaktorial, yang terjadi akibat akumulasi jaringan lemak berlebihan, sehingga dapat menimbulkan dampak buruk pada kesehatan.
Permasalahan obesitas menjadi faktor risiko terjadinya komplikasi penyakit kardiovaskuler, diabetes, dan osteoporosis.
Sekitar 70% faktor penyebab obesitas disebabkan oleh konsumsi makanan yang melebihi kebutuhan angka kecukupan gizi (AKG) per hari.
Dengan hasil karya tersebut, mahasiswa dibawah bimbingan Dr Premy Puspitawati Rahayu, berhasil meraih dana riset dari Kementrian Pendidikan dalam ajang Pekan Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta.
Selanjutnya, tim ini akan berjuang ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) XXXIV 2021 mendatang.
Komentar tentang post