Darilaut – Pertengahan Juli 2021 tercatat sebagai musibah laut terbesar di Indonesia. Puluhan kapal perikanan dan kapal lainnya tenggelam di perairan Kalimantan Barat.
Malapetaka ini terjadi saat cuaca buruk angin kencang, disertai gelombang tinggi di perairan Selat Karimata dan Laut Natuna Selatan.
Badai melanda perairan Kalimantan Barat. Pada Rabu dan Kamis (13-14 Juli) gelombang dengan 3 – 4 meter mengakibatkan 14 kapal perikanan, 2 tug boat, 1 yacht, dan 1 tongkang yang sedang melaut di perairan Kailmantan Barat mengalami kecelakaan.
Berdasarkan catatan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas, yang mengalami kecelakaan KM Kenangan Usaha dengan personal on board (POB) 10 orang, Haiden Mina Jaya 188 (9 orang), KM Anugerah III (10 orang), KM Anita Jaya (16 orang). Kemudian, KM Amat Jaya (15 orang), KM Bintang Rejeki 78 (17 orang), KM Kawan Lama 999 (11 orang) dan KM Jimi Wijaya (13 orang).
Selain itu, KM Rimba Nelayan (3 orang), KM Bersama IV (3 orang), KM Teman Jaya (5 orang), KM Sumber Abadi 6 (9 orang), TB Sinar Bahari 05/TK Surya VII (4 orang), TB Mitra Bahari 02/TK HP 230 (4 orang), Yacht (2 orang), KM CSSK (3 orang), dan kapal pemancing (3 orang).
Kantor SAR Pontianak menggelar operasi SAR. Operasi SAR yang berlangsung selama 7 hari dengan perpanjangan waktu 3 hari tersebut didukung berbagai potensi SAR dari unsur TNI, Polri, Bakamla, KSOP, Dirtrik Navigasi, KPLP, PSDKP, Bea Cukai, DKP, BMKG, PT Pertamina, PT Pelindo II, dan unsur darat lainnya.
Komentar tentang post