Darilaut – Masih banyak rumah warga yang berada dalam jarak 3 sampai 7 kilometer atau Kawasan Rawan Bencana Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Hal ini dikatakan Kepala Badan Nasional Penanggulanan Bencana BNPB Kepala Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB) Letjen TNI Dr. Suharyanto, saat kunjungan kerja dan meninjau pos pengamatan Gunung Lewotobi Laki-Laki, pada Rabu (6/11).
Saat meninjau, Suharyanto didampingi oleh Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hadi Wijaya untuk mendapatkan penjelasan lebih rinci terkait aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki.
Kepala BNPB mengatakan sepanjang perjalanan menuju ke lokasi pos pemantauan, melihat rumah warga yang berada di Kawasan rawan bencana. Salah satu langkah mitigasi yang tepat adalah merelokasi masyarakat tersebut.
“Kita lewati rumah masyarakat, masih banyak rumah masyarakat di jarak 3 sampai 7 kilometer, harusnya sesuai dari PVMBG ini yang paling terdekat (jarak dari puncak gunung) Pos pantau, habis itu jarak 8 dan 9 kilometer dan selanjutnya baru ada rumah Masyarakat,” ujarnya.
“Tapi sekarang rumah-rumah sudah kosong, dipastikan tidak dihuni, masyarakat di zona bahaya sudah mengungsi.”
Menurut Suharyanto relokasi harus segera dilakukan. Nanti saat relokasi akan dikoordinasi secara khusus. Rumah yang dibangun untuk korban pascabencana tipe 90 meter persegi, rumah yang bisa dibangun dalam waktu satu minggu.