Darilaut – Sejumlah ilmuwan memantau pertumbuhan dan perubahan terumbu karang dengan menggunakan fotogrametri Structure-from-Motion (SfM). Metode baru ini mampu merekonstruksi dasar laut dan komunitas karang.
Para peneliti menggunakan fotogrametri SfM (struktur-dari-gerakan) untuk mengukur pertumbuhan koloni karang dan perubahan lain pada terumbu Pulau Pasifik.
Ketahanan adalah kemampuan karang untuk melawan dan pulih dari peristiwa stres. Mengukur ketahanan terumbu memungkinkan kita untuk memprediksi reaksi terhadap tekanan lingkungan.
Ilmuwan NOAA Fisheries menggunakan fotogrametri untuk mengukurnya pada skala koloni dan populasi.
Tim mengukur ketahanan terumbu dengan memantau pertumbuhan, kematian, dan kejadian koloni karang pecah atau menyatu. Ini adalah tingkat vital koloni karang.
NOAA Fisheries sangat senang mengumumkan telah berhasil mendemonstrasikan metode baru untuk mengukur tingkat vital karang menggunakan fotogrametri Structure-from-Motion (SfM).
Teknik pengolahan citra ini mampu merekonstruksi dasar laut dan komunitas karang yang menghuninya.
Pusat Ilmu Perikanan Kepulauan Pasifik (Pacific Islands Fisheries Science Center) telah memantau populasi karang Pasifik dan komunitas bentik sejak awal 2000-an di bawah Program Pemantauan Terumbu Karang Nasional (National Coral Reef Monitoring Program).
Sebelumnya, tim ini telah menggunakan berbagai metode survei untuk mengukur tutupan dan kepadatan karang.
Tim mengacak survei tersebut secara spasial. Artinya tidak mengunjungi koloni karang yang sama lebih dari sekali. Para ilmuwan ini menggunakan metode ini untuk melacak populasi karang, tetapi bukan koloni individu.
Melacak tingkat vital karang dengan metode tradisional ini sangat memakan waktu. Karena terumbu karang dapat merespon secara berbeda terhadap tekanan yang sama. Tim membutuhkan metode yang dapat mencakup area terumbu yang luas.
Skala Segalanya
Produk struktur-dari-gerakan 3D dan 2D menunjukkan gambar yang jelas dari area yang luas pada resolusi skala milimeter.
Tidak seperti upaya sebelumnya untuk melacak tingkat vital, SfM dapat melacak ribuan koloni di puluhan hingga ratusan situs.
Ini akan memberikan replikasi ekologis dan spasial yang diperlukan untuk membangun model statistik tingkat vital dan pola lingkungan.
Program ini hasil kolaborasi dengan peneliti lain untuk mencapai skala dan perluasan ini, seperti Dr Stuart Sandin dari Scripps Institution of Oceanography, Dr. John Burns dari Universitas Hawaiʻi di Hilo dan Dr. Joshua Madin dari Institut Biologi Kelautan Hawaii Universitas Hawaiʻi.

Menguji Metode
Sekelompok mahasiswa di California State University di Monterey Bay, dipimpin oleh Knauss Fellow Caroline Rodriguez, membantu melacak ribuan koloni di seluruh Kepulauan Hawaii, mulai 2013 hingga 2019.
SfM menghadirkan potensi yang mengesankan untuk melacak perubahan skala koloni, tetapi seperti alat baru lainnya, kita harus mendokumentasikan kesalahan secara akurat.
Laporan terbaru merinci pendekatan ini untuk menangkap, memproses, dan mengekstrak data dari fotogrametri SfM. Di dalamnya, menunjukkan tingkat kesalahan yang rendah dengan metodologi pencitraan dan anotasi.
Fotogrametri SfM menyediakan metode yang kuat, efisien, dan terukur untuk mengekstraksi data tingkat vital karang.
Misalnya, kita dapat melakukan analisis sensitivitas untuk menentukan spesies atau populasi karang mana yang paling rentan terhadap stresor dan harus ditargetkan untuk intervensi pengelolaan.
Para ilmuwan sangat antusias untuk mengintegrasikan teknologi baru ini dengan metode mereka saat ini untuk mendukung keputusan penting yang memandu konservasi terumbu karang, pengelolaan ekosistem, restorasi, dan upaya pembangunan kembali.
Terumbu karang bukan hanya ekosistem yang indah. Terumbu karang menyediakan sumber daya ekonomi, budaya, dan biologis, dan makanan bagi ratusan juta orang di seluruh dunia.
Polusi, penangkapan ikan yang berlebihan, pengasaman laut, dan perubahan iklim terus mengancam ekosistem terumbu karang.
Saat terumbu karang tersebut menjadi lebih intens dan sering, penting bagi kita untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana terumbu karang bereaksi.
Komentar tentang post