Darilaut – Sejumlah wilayah di Indonesia mulai memasuki musim kemarau yang berpotensi akan mengalami kekeringan meteorologis. Seperti di selatan Khatulistiwa mulai memperlihatkan kondisi kering.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat sejumlah wilayah di Indonesia berpotensi mengalami kekeringan meteorologis pada musim kemarau, meskipun di sebagian wilayah Indonesia masih mengalami hujan yang berdampak pada bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir, banjir bandang, banjir lahar dan longsor.
Untuk itu, kesiapsiagaan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah mendesak perlu terus dilakukan.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan laporan kepada Presiden perihal kondisi iklim dan kesiap-siagaan kekeringan 2024 sudah disampaikan agar mendapat atensi khusus pemerintah, sehingga risiko dan dampak yang ditimbulkan dapat diantisipasi dan diminimalisir sekecil mungkin.
Mayoritas wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara sudah mengalami Hari Tanpa Hujan (HTH) sepanjang 21-30 hari atau lebih panjang. Selain itu, berdasarkan analisis curah hujan dan sifat hujan yang dilakukan BMKG, menunjukkan bahwa kondisi kering sudah mulai memasuki wilayah Indonesia, khususnya di bagian Selatan Khatulistiwa.
Sebagian wilayah Indonesia sebanyak 19% dari Zona Musim sudah masuk Musim Kemarau dan diprediksi sebagian besar wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara segera menyusul memasuki musim kemarau dalam 3 dasarian (30 hari) ke depan.