Darilaut – Pemilihan umum (pemilu) dan pemilihan kepala daerah serentak 2024 berpotensi rentan terhadap gangguan informasi, ujaran kebencian, dan polarisasi. Selain itu, rentan pula kampanye hitam, ancaman manipulasi kecerdasan buatan, dan berbagai bentuk gangguan lainnya.
Untuk itu, menghadapi pemilu dan pemilihan kepala daerah 2024 tersebut, penyebaran dan penggunaan konten cek fakta (prebunking dan debunking) membutuhkan upaya gotong royong berbagai pihak.
Upaya gotong royong dalam cek fakta dari dan oleh multipihak menjadi semakin penting. Keterlibatan mitra secara strategis, kolaboratif dan masif menjadi suatu keharusan untuk mengatasi tantangan ini.
Dengan dukungan dari Google News Initiative (GNI), Internews, dan FirstDraft, Cekfakta.com yang diluncurkan pada Mei 2018, telah berperan dalam memeriksa fakta dari ribuan disinformasi, misinformasi, dan malinformasi yang beredar.
Kolaborasi ini dikelola oleh tiga perkumpulan masyarakat sipil, yakni Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), dan Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo).
Kolaborasi yang telah terjalin selama lima tahun ini masih memerlukan dukungan dan kontribusi lebih lanjut dari mitra-mitra yang relevan.
Hal ini dikarenakan penyebaran dan penggunaan konten cek fakta (prebunking dan debunking) masih terbatas pada koalisi Cekfakta.com.