redaksi@darilaut.id
Minggu, 5 Februari 2023
26 °c
Jakarta
28 ° Sab
27 ° Ming
28 ° Sen
27 ° Sel
Dari Laut Indonesia
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Masuk
  • Daftar
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Pemilu dan Pemilihan
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Pemilu dan Pemilihan
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil

Home » Berita » Perjumpaan Ahli Biologi Kelautan dengan Gurita Selimut Langka

Perjumpaan Ahli Biologi Kelautan dengan Gurita Selimut Langka

redaksi redaksi
10 Februari 2022
Kategori : Berita, Biota Eksotis
Hasil dokumentasi ahli biologi kelautan Jacinta Shackleton dengan gurita selimut langka di Great Barrier Reef, Australia, Januari 2022. FOTO: JACINTA SHACKLETON/INSTAGRAM

Hasil dokumentasi ahli biologi kelautan Jacinta Shackleton dengan gurita selimut langka di Great Barrier Reef, Australia, Januari 2022. FOTO: JACINTA SHACKLETON/INSTAGRAM

Darilaut – Untuk pertama kali, seorang ahli biologi kelautan Jacinta Shackleton bertemu dengan gurita selimut betina di Great Barrier Reef, Australia.

Shackleton yang juga fotografer dan videografer profesional ini langsung mengabadikan momen perjumpaan dengan gurita yang memiliki jubah berwarna-warni tersebut, saat sedang snorkeling Januari 2022.

Tiga foto gurita selimut ini telah diinformasikan melalui akun Instagram @jacintashackleton. Salah satu fotonya menggambarkan gurita selimut ini sedang mengembangkan jubahnya dengan warna yang menakjubkan.

Dalam keterangan foto, Shackleton menuliskan “Gurita Selimut Langka! Beberapa gambar dari pertemuan saya dengan gurita selimut betina pada hari Kamis! Warna-warni di jubahnya luar biasa dan menarik untuk melihat cara bergerak melalui air. Tentunya pertemuan sekali seumur hidup bagi saya. Saya sangat bersyukur.”

Gurita selimut (blanket octopus) termasuk salah satu spesies yang jarang ditemukan di lautan. Belum banyak dokumentasi foto dan video perjumpaan dengan spesies yang anggun tersebut.

Pada Agustus 2021, dokumentasi gurita selimut betina ditemukan nelayan Lemito, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, Teluk Tomini.

Gurita selimut ini ditemukan nelayan bernama Ini Dundung (35 tahun) pada Rabu 18 Agustus 2021. Ukuran panjang tubuh spesies ini 60 cm dan panjang lengan 1 meter, dengan berat 2,6 kg.

Setelah ditemukan gurita ini dimasukkan dalam boks ikan. Ketua Kelompok Studi Lingkungan (KSL) Paddakauang Umar Pasandre, kemudian mengambil video dan foto gurita tersebut di Desa Lemito Pantai.

Sejauh ini catatan keberadaan gurita selimut betina di perairan Indonesia yang didokumentasi di perairan Gorontalo, Teluk Tomini. Belum ada laporan mengenai gurita selimut yang tertangkap atau ditemukan di perairan Indonesia.

Gurita selimut bersifat pelagis yang dapat ditemukan di lautan subtropis dan tropis. Hidup di antara terumbu karang, hewan ini sering berpindah-pindah lokasi perairan atau nomaden.

Sebagai makhluk laut yang anggun, gurita selimut dapat beradaptasi dengan berbagai suhu laut yang dijelajahi.

Lengan ketiga gurita jantan biasanya di bagian kanan. Saat kawin, pejantan akan memasukkan ujung lengan ke dalam rongga mantel betina dan ke dalam saluran telur.

Betina kemudian mampu menyimpan satu atau lebih spermatofor sampai diperlukan untuk membuahi telur selama pemijahan.

Mengutip Barrierreef.org masa hidup gurita selimut 3 sampai 5 tahun. Betina akan membawa lebih dari 100.000 telur. Induk betina ini biasanya akan mengalami kematian setelah telur menetas.

Gurita selimut betina memiliki ukuran super dan jubah yang panjang menutupi lengannya. Panjangnya bisa mencapai 2 meter, sementara jantan hanya berukuran 2,4 cm.

Artinya, gurita selimut memiliki perbedaan ukuran terbesar di dunia hewan. Berbeda dengan betina, gurita selimut jantan tidak memiliki selimut atau jubah.

Jubah ini dapat dilipat di bawah lengan dan bisa dilepas ketika gurita dalam kesulitan. Cara ini untuk mengalihkan perhatian pada pemangsa.

Mengutip Phys.org 17 Januari 2022, pengamatan gurita selimut jantan bahkan lebih jarang karena ukurannya yang lebih kecil—pengamatan pertama yang diketahui terjadi hanya 21 tahun yang lalu. Selain ukurannya yang lebih kecil, mereka juga tidak memiliki selimut atau jubah warna-warni.

Tidak banyak orang yang bisa bertemu dengan gurita selimut di lautan. Seperti halnya dengan Shackleton yang mencatat bahwa pertemuan itu sebagai kesempatan sekali seumur hidup—hanya segelintir orang yang pernah melihatnya di alam liar.

Shackleton membutuhkan beberapa saat untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa apa yang dilihatnya adalah gurita selimut yang terkenal.

Selanjutnya, Shackleton mulai memotretnya dan bahkan mampu membuat video pertemuan itu, yang menurutnya sulit karena kegembiraannya.

Gurita selimut adalah karnivora. Makanan sebagian besar terdiri dari ikan yang lebih kecil. Namun, yang menarik dari gurita selimut ini memiliki salah satu metode berburu mangsa yang paling aneh: menggunakan tentakel yang diambil dari ubur-ubur api beracun sebagai senjata.

Gurita selimut akan memangsa ubur-ubur api yang sangat beracun dan kebal terhadap sengatannya yang mematikan.

Saat ini, terdapat empat spesies gurita selimut masing-masing Tremoctopus gelatus, Tremoctopus gracilis, Tremoctopus robsoni, dan Tremoctopus violaceus.

Ada yang diusulkan sebagai spesies tersendiri dan sub spesies seperti Tremoctopus scalenus, Tremoctopus violaceus gracilis dan Tremoctopus violaceus violaceus. Usulan ini tidak diterima dan dianggap masih sama seperti empat spesies yang sudah ada.

Gurita selimut dalam Daftar Merah Spesies Terancam IUCN (International Union for Conservation of Nature atau Uni Internasional untuk Konservasi Alam) masuk kategori Least Concern (LC) atau tidak mengkhawatirkan.

Tags: AustraliaBlanket OctopusgorontaloGreat Barrier ReefGurita Selimutteluk tomini
BagikanTweetKirimKirim

Berlangganan untuk menerima notifikasi berita terbaru Dari Laut Indonesia

Berhenti Berlangganan

Related Posts

Planet Jupiter dengan menggunakan Teleskop Luar Angkasa Hubble, pada 27 Juni 2019. Pada hari Jumat, 3 Februari 2023, para ilmuwan mengatakan telah menemukan 12 bulan baru di sekitar raksasa gas tersebut, dengan jumlah total menjadi 92. FOTO: NASA, ESA, A. Simon/Goddard Space Flight Center, M.H. Wong/University of California, Berkeley via AP
Berita

Pecahkan Rekor di Tata Surya, Jumlah Bulan Jupiter Menjadi 92

5 Februari 2023
Kapal kargo Jepang, Seiryu, tenggelam di Laut Pedalaman Seto Jepang, Kamis (2/2). FOTO: NHK
Berita

Kapal Kargo Tenggelam di Laut Jepang

5 Februari 2023
Kapal kargo MSC Faith kandas di dekat Pulau Batu Berhenti, Kota Batam, pada Selasa (31/1) malam. FOTO: HUBLA
Berita

Kapal Kargo Muat 6153 Kontainer Kandas di Selat Singapura

5 Februari 2023
Next Post
Artropoda. FOTO: UNIVERSITAS MANCHESTER/PHYS.ORG

Jejak Insang Arthropoda Berusia 520 juta tahun

Tol Laut. FOTO: DARILAUT.ID

Biaya Angkut Tol Laut Lebih Rendah

Komentar tentang post

REKOMENDASI

Dwi Listyo Rahayu, Satu-Satunya Taksonom Kelomang di Indonesia

Gangguan Tropis Berkembang di Samudra Pasifik barat dan Samudra Hindia

Mengenaskan, Paus Moncong Cuvier Mati dengan 40 Kilogram Plastik di Perut

95.940 Awak Kapal Perikanan Telah Diasuransikan Pelaku Usaha

PeduliLindungi Diunduh 90 Juta Orang, Cegah Warga Terinfeksi di Tempat Umum

Paus Right, Beberapa Kapal Menolak Aturan Pembatasan Kecepatan

TERBARU

Pecahkan Rekor di Tata Surya, Jumlah Bulan Jupiter Menjadi 92

Kapal Kargo Tenggelam di Laut Jepang

Kapal Kargo Muat 6153 Kontainer Kandas di Selat Singapura

Bibit Siklon Tropis 95S dan 97S Mampu Tingkatkan Potensi Pertumbuhan Awan Hujan

Bibit Siklon Tropis 97S Berkembang di Selatan Bali, 95S di Selatan Jawa

Mata Ikan Tuna Mengandung Omega-3

TERPOPULER

  • Komet C/2022 E3 (ZTF) pada 26 Desember 2022 di Payson, Arizona, Amerika Serikat. Komet ini akan melintas dekat Bumi, termasuk Indonesia, awal Februari 2023. FOTO: CHRIS SCHUR

    Komet Hijau Menghampiri Bumi

    39 bagikan
    Bagikan 16 Tweet 10
  • Penduduk Miskin Gorontalo Bertambah

    9 bagikan
    Bagikan 4 Tweet 2
  • Mengapa Orca Tidak Memangsa Manusia di Alam Liar?

    34 bagikan
    Bagikan 14 Tweet 8
  • Langka, Gerhana Matahari Hybrid Akan Terjadi di Indonesia

    3 bagikan
    Bagikan 1 Tweet 1
  • Pemanasan Laut, Ini Dampak Bagi Ekosistem dan Manusia

    28 bagikan
    Bagikan 11 Tweet 7
  • Kuda Laut, Ikan yang Dipercaya Dapat Menyembuhkan Berbagai Penyakit

    234 bagikan
    Bagikan 99 Tweet 56
  • Teori Spesiasi Geografis Ikan Karang

    29 bagikan
    Bagikan 12 Tweet 7
  • Tentang
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Terms of Use
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Email : redaksi@darilaut.id

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Berita
  • Pemilu dan Pemilihan
  • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Biota Eksotis
  • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
  • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Travel

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Selamat Datang Kembali

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk Akun

Lupa Password? Mendaftar

Buat Akun Baru

Mendaftar dengan Facebook
Mendaftar dengan Google+
Atau

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

*Dengan mendaftar di situs kami, anda setuju dengan Syarat & Ketentuan and Kebijakan Privasi.
Isi semua yang diperlukan Masuk

Ambil password

Masukan username atau email untuk mereset password

Masuk