Darilaut – Perairan di Somalia selatan tampaknya menjadi habitat penting bagi mamalia laut yang terancam punah yang jumlahnya terus berkurang.
Padahal, selama bertahun-tahun, hanya sedikit yang didokumentasikan tentang paus bungkuk atau spesies lumba-lumba yang berbeda di perairan pesisir Kenya atau paus pembunuh.
Melansir Theeastafrican.co.ke, pada tahun 2011, beberapa lembaga non-pemerintah dan pemerintah bersatu untuk mengubah ini dan membentuk Kenya Marine Mammal Network (KMMN) — Jaringan Mamalia Laut Kenya — untuk menyediakan platform dan mengumpulkan data mamalia laut di sepanjang pantai Kenya. Kemudian, mengidentifikasi area utama untuk konservasi lumba-lumba dan paus.
Salah satu prioritas KMMN adalah menetapkan hotspot lumba-lumba, paus, dan dugong (sedikitnya lima yang tersisa di Kenya) untuk dilakukan akreditasi Area Mamalia Laut Penting (Important Marine Mammal Areas, IMMAs) di Kenya.
Kegiatan ini dalam lingkup International Union for Conservation of Nature’s (IUCN) World Commission on Protected Areas, sebuah inisiatif yang dibuat pada tahun 2013.
Apa yang dikerjakan KMMN telah ditampilkan dalam jurnal ilmiah peer-review, termasuk Frontiers in Marine Science.
Sebagai contoh, artikel dengan judul “Cetacean Research and Citizen Science in Kenya” yang diterbitkan dalam jurnal edisi 16 Juni. Tulisan ini mengulas data tentang penampakan atau kemunculan dan cetacea kecil yang terdampar, terutama lumba-lumba.
Komentar tentang post