Secara ekonomi, menurut Agung, pelaku ekonomi melakukan proses produksi berdasarkan optimal quantity yang bisa memaksimalkan keuntungan.
Penggunaan smart farming dari sisi marketing yaitu petani bisa memangkas distribusi langsung ke konsumen tetapi konsekuensinya aktivitas ekonomi pedagang pengepul dan pedagang eceran akan berkurang.
Untuk kebijakan, perlu ada regulasi penerapan smart farming dalam transformasi tenaga kerja, kompensasi perubahan pada pemasaran, pengembangan smart farming dalam bentuk komunitas, bukan individual.
Komponen penerapan smart farming yang perlu diperhatikan adalah penyedia teknologi, teknologi dan kesiapan petani.