Darilaut – Penggunaan pestisida harus mendapat perhatian karena residunya sudah kemana-mana dan berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan yang sifatnya persisten atau tahan lama.
Hal ini dikatakan peneliti ahli madya Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Asep Nugraha, acara HortiEs Talk Seri ke-12, dengan topik “Penerapan Smart Farming (SF) dan Teknologi Pengendalian Residu Pestisida,” pada Rabu (6/9).
Dalam acara tersebut Asep menjelaskan tentang “Teknologi Pengendalian Residu Pestisida“. Residu pestisida adalah zat tertentu yang terkandung di dalam hasil pertanian, bahan pangan, atau pakan hewan baik sebagai akibat langsung maupun tak langsung dari penggunaan pestisida.
“Masalah pestisida adalah penggunaan di masa lalu atau warisan yang memiliki persistensi dan toksisitas yang tinggi, sedangkan di masa sekarang pada umumnya penggunaan pestisida masih berlebihan atau tidak sesuai aturan,” kata Asep.
Faktor penyebab residu pestisida karena penggunaan pestisida yang tidak tepat guna. Seperti tidak tepat jenis, tidak tepat dosis, tidak tepat cara, tidak tepat sasaran, tidak tepat waktu dan tidak tepat tempat.
Penggunaan pestisida yang tidak tepat cara, telah berakibat tertinggalnya residu pestisida di berbagai komoditas pertanian dan matrik lingkungan serta di darah manusia.