Darilaut – Matahari telah terbenam lebih dari satu jam. Genderang hantalo dibunyikan. Bunyi hantalo ini sebagai penanda prosesi tenggeyamo akan dimulai.
Bertempat di rumah dinas Wali Kota Gorontalo, pada Minggu 10 Maret 2024, para pemangku adat (baate), ahli agama (syaraadaa), dan jajaran pemerintah berkumpul dengan mengenakan pakaian adat khas Gorontalo.
Malam itu, pemangku adat dan tokoh agama menghadiri tradisi motenggeyamo, sebagai penentu 1 Ramadan 1445 Hijriah.
Kota Gorontalo dan daerah lainnya di Provinsi Gorontalo, berbeda dengan wilayah lain. Suasana dan situasi di akhir bulan Syaban atau memasuki bulan Ramadan dihantarkan dengan tenggeyamo.
Tenggeyamo adalah peristiwa penting bagi warga Gorontalo. Warga menunggu pengumuman apakah malam itu akan dimulai salat tarawih, sahur dan menjalankan ibadah puasa.
Tradisi tenggeyamo sudah ada sejak masa lalu dan Islam secara resmi sebagai agama kerajaan dan dipeluk semua warganya.
Itu sebabnya, motenggeyamo ini dalam tradisi Gorontalo sangat penting sebagai penetapan 1 Ramadan dan 1 Syawal.
Hantalo — alat yang terbuat dari batang pohon yang berlubang dan penutup atas menggunakan kulit hewan – dibunyikan. Pemangku adat menyampaikan laporan kepada tauwa lo lipu dalam hal ini Wali Kota Gorontalo, dengan membawa baki.