Sepanjang hari, gempa susulan besar mengguncang wilayah tersebut, termasuk sentakan yang hampir sekuat gempa awal.
Setelah malam tiba, para pekerja masih menggergaji lempengan dan mengeluarkan mayat saat keluarga yang putus asa menunggu kabar tentang orang-orang terkasih yang terperangkap.
Salah satu warga, Imran Bahur, meminta bantuan untuk cucunya yang berumur satu setengah tahun.
“Kami tidak bisa mendengar mereka atau mendapatkan berita apapun dari mereka sejak pagi. Tolong, mereka ada di lantai 12,” kata Imran, di depan gedung apartemennya yang hancur di kota Adana, Turki. Putri dan keluarganya masih belum ditemukan.
Puluhan ribu orang yang kehilangan tempat tinggal di Turki dan Suriah menghadapi malam yang dingin.
Di Gaziantep Turki, ibu kota provinsi sekitar 33 kilometer (20 mil) dari pusat gempa, orang-orang berlindung di pusat perbelanjaan, stadion, dan pusat komunitas. Masjid-masjid di sekitar wilayah itu dibuka untuk menyediakan tempat berteduh.
Gempa yang berpusat di Provinsi Kahramanmaras tenggara Turki, membuat penduduk Damaskus dan Beirut bergegas ke jalan dan dirasakan hingga Kairo.
Gempa tersebut menambah lebih banyak kesengsaraan di wilayah yang telah mengalami penderitaan luar biasa selama dekade terakhir.
Di Suriah, daerah itu terbagi antara wilayah yang dikuasai pemerintah dan kantong terakhir yang dikuasai oposisi negara itu, yang dikelilingi oleh pasukan pemerintah yang didukung Rusia.
Komentar tentang post