Darilaut – Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan Universitas Negeri Gorontalo (UNG) bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI membahas dampak program revolusi mental di Gorontalo, pada Selasa (29/10).
Kegiatan dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD) diikuti perwakilan pemerintah, tokoh agama, akademisi, media dan mahasiswa.
Peserta FGD tersebut masing-masing: Erwinsyah Ismail (Komisi Perencanaan, Pembangunan dan Keuangan DPRD Provinsi Gorontalo), KH dr Burhanudin Umar (Rais Syuriyah PWNU Provinsi Gorontalo), Zakiya Baserewan (Kepala Bidang Informasi Komunikasi Publik pada Dinas Kominfo dan Statistik Provinsi Gorontalo), Dr Zulkifli Tanipu (akademisi UNG), Novi Rusnarty Usu MA (akademisi UNG), Verrianto Madjowa (darilaut.id/Ketua AMSI Gorontalo), perwakilan Kejaksaan Tinggi Gorontalo dan mahasiswa.
Akademisi Unesa yang memfasilitasi FGD, Silkania Swarizona MIP, mengatakan, Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, tetapi juga menghadapi berbagai masalah di bidang sosial, ekonomi, hukum, politik, serta pertahanan dan keamanan.
Karakter dan mentalitas warga negara, ditambah dengan birokrasi yang lamban dan maraknya korupsi, adalah masalah utama yang menghambat kemajuan negara, kata Silkania.