Darilaut – Melalui inisiatif Sekolah Bahagia (Happy Schools), UNESCO menempatkan kebahagiaan sebagai inti transformasi pendidikan.
Hal ini mendorong sistem pendidikan untuk mengakui kebahagiaan sebagai sarana dan tujuan pembelajaran berkualitas.
Inisiatif ini didasari oleh semakin banyaknya bukti yang menghubungkan kebahagiaan dengan pembelajaran, pengajaran, kesejahteraan, dan ketahanan sistem yang lebih baik secara keseluruhan.
Dalam laporan terbaru “Why the world needs happy schools: Global report on happiness in and for learning” yang menyajikan kerangka kerja global Happy Schools UNESCO terdapat 4 pilar – manusia, proses, tempat dan prinsip – dan 12 kriteria tingkat tinggi untuk memandu transformasi pembelajaran.
Hal ini menawarkan model holistik untuk memasukkan kebahagiaan ke dalam kebijakan pendidikan dan memupuknya di sekolah melalui perubahan sistemik.
Laporan ini menggambarkan bagaimana inisiatif ‘Sekolah Bahagia’ bertujuan untuk menciptakan transformasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas, sehingga mendorong pemerintah untuk mengakui kebahagiaan sebagai tujuan utama pendidikan.
Hal ini mendukung perluasan praktik pembelajaran menyenangkan yang menjanjikan mulai dari tingkat sekolah hingga tingkat kebijakan.
Dalam pengantar laporan tersebut, Asisten Direktur Jenderal Pendidikan UNESCO, Stefania Giannini, mengatakan, setiap orang tua ingin anaknya belajar, berkembang, dan bahagia di sekolah. Namun keyakinan bahwa prestasi akademis dan ketelitian tidak bisa hidup berdampingan dengan kegembiraan. Kegembiraan di sekolah terus menjadi penentu kebijakan di banyak sistem pendidikan.