Gorontalo – Sejak tahun 2008, setiap tanggal 15 September mulai diperingati sebagai hari membersihkan sampah sedunia atau World Clean Up Day. Peringatan ini pertama kali digerakan oleh Let’s Do It World (www.letsdoitworld.org), sebuah NGO (Non Government Organization) internasional, pada 2008 lalu di Estonia.
Saat ini, terdapat hampir 150 negara yang sudah bergabung dalam gerakan Lets Do It ini, termasuk Indonesia. Gerakan di Indonesia didaftarkan pada tahun 2014. Di Provinsi Gorontalo, gerakan bersih-bersih akan dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Arsitektur Universitas Negeri Gorontalo. Lokasi bersih-bersih di Gorontalo akan di pusatkan di Ruang Terbuka Hijau (RTH) lapangan Moodu, Kota Gorontalo, dengan mengambil tema “Ayo bergerak, Selamatkan Bumi Sekarang.”
Di Provinsi Bali, World Clean Up Day didukung oleh Dinas Pendidikan, Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Dinas Pariwisata, Badan Pengembangan Pariwisata Daerah (BPPD), serta banyak lembaga dan komunitas lainnya.
I Nyoman Astama selaku Ketua Asosiasi GM Bali seperti dilaporkan Times Indonesia, mencatat bahwa kunjungan wisatawan ke Bali dapat berkurang apabila pengendalian terhadap sampah, khususnya limbah plastik mengendur.
Dia mengatakan, limbah plastik juga juga membahayakan ekosistem di laut dan kesehatan manusia. Terdapat 80 persen limbah plastik di laut berasal dari daratan.
Astama menuturkan bahwa rata-rata kantong plastik digunakan hanya 25 menit, namun untuk hancur dan terurai di alam butuh waktu 500 hingga 1.000 tahun.
Seperti dilansir CNN Indonesia, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menilai persoalan sampah sudah meresahkan. Indonesia bahkan masuk dalam peringkat kedua di dunia sebagai penghasil sampah plastik ke Laut setelah Tiongkok.
Hal itu berkaitan dengan data dari KLHK yang menyebut plastik hasil dari 100 toko atau anggota Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) dalam waktu satu tahun saja, sudah mencapai 10,95 juta lembar sampah kantong plastik. Jumlah itu ternyata setara dengan luasan 65,7 hektare kantong plastik atau sekitar 60 kali luas lapangan sepak bola. Padahal, KLHK menargetkan pengurangan sampah plastik lebih dari 1,9 juta ton hingga 2019.
Komentar tentang post