Darilaut – Dalam dokumen dikeluarkan Bappenas tahun 2023, berdasarkan data Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terdapat 490 spesies tumbuhan Indonesia yang terancam kepunahan.
Untuk itu, diperlukan peningkatan upaya perlindungan untuk mengurangi status keterancaman kehilangan keanekaragaman hayati.
Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi (PREE) BRIN saat ini fokus pada strategi dan pencapaian target nasional pemulihan ekosistem dan spesies flora-fauna dari ancaman kepunahan melalui konservasi keanekaragaman hayati Indonesia.
Salah satunya melalui pendataan menggunakan teknologi ter-update, sehingga data, status, dan informasi keanekaragaman hayati Indonesia yang dihasilkan dapat lebih komprehensif serta mendukung capaian target nasional.
Kepala Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi BRIN, Anang Setiawan Achmadi, mengatakan pemerintah telah menugaskan untuk memberi perhatian khusus terkait pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia melalui Inpres Nomor 1 Tahun 2023 tentang Pengarusutamaan Pelestarian Keanekaragaman Hayati dalam Pembangunan Berkelanjutan.
Direktur Program Terestrial Yayasan Konservasi Alam Nusantara Ruslandi mencontohkan aktivitas riset keanekaragaman hayati, yaitu upaya menjaga habitat orang utan Kalimantan yang berstatus konservasi ‘kritis’ di Wehea-Kelay.