Darilaut – Riset konservasi tumbuhan masih sangat terbatas di Indonesia. Hal ini tidak bisa mengimbangi dengan laju kepunahan.
Padahal, saat ini, menurut Kepala Pusat Riset Konservasi Tumbuhan Kebun Raya dan Kehutanan (KTKRK) – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andes Hamuraby Razak, ada sekitar 1070 tumbuhan yang terancam kepunahan, 214 spesies masuk dalam kategori kritis.
Dalam seminar “250 Tahun Reinwardt dan Peranannya Terhadap Konservasi Tumbuhan,” pada Rabu (7/6), Andes mengatakan untuk konservasi tumbuhan sedang menghadapi tantangan yang cukup berat. Terutama dari segi tingkat penurunan populasi tumbuhan yang sangat cepat di alam.
BRIN melalui KTKRK berperan dalam memberikan rekomendasi aksi strategi konservasi tumbuhan serta cara-cara untuk peningkatan populasi seperti rekomendasi perbanyakan tumbuhan yang terancam kepunahannya kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang memiliki otoritas dalam pengelolaan hutan.
Secara umum kami hanya menyediakan teknologi untuk penigkatan populasi, sementara eksekusinya terhadap rencana aksi strategi itu menjadi ranah Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, kata Andres.
Profesor Riset di Pusat Riset KTKRK Didik Widyatmoko menjelaskan berdirinya Kebun Raya Bogor pada 18 Mei 1817 momentum bersejarah pentingnya institusionalisasi penelitian.
Komentar tentang post