redaksi@darilaut.id
Sabtu, 13 Agustus 2022
26 °c
Jakarta
28 ° Sab
27 ° Ming
28 ° Sen
27 ° Sel
Dari Laut Indonesia
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Masuk
  • Daftar
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil

Home » tanpa kategori » Peran Strategis Cagar Biosfer Sebagai Laboratorium Alam

Peran Strategis Cagar Biosfer Sebagai Laboratorium Alam

redaksi redaksi
2 Agustus 2022
Kategori : Berita, Konservasi
Perahu nelayan di Cagar Biosfer Togean. FOTO: DARILAUT.ID

Perahu nelayan di Cagar Biosfer Togean. FOTO: DARILAUT.ID

Darilaut – Kawasan cagar biosfer sangat strategis sebagai laboratorium alam untuk mengembangkan IPTEK dan Inovasi, pengelolaan keanekaragaman hayati dan pengembangan masyarakat dalam kerangka pembangunan berkelanjutan.

Saat ini, Indonesia memiliki luas total cagar biosfer mencapai 29.901.729, 259 Ha. Cagar biosfer ini mencakup area inti berupa kawasan konservasi seluas 5.362.516,74 Ha, kawasan zona penyangga seluas 7.618.547, 845 Ha dan area transisi seluas 16.875.935, 375 Ha.

Menurut UNESCO, Indonesia adalah salah satu negara yang progresif untuk mengembangkan cagar biosfer sebagai wahana pembangunan berkelanjutan.

Ketua Komite Nasional Man and The Biosphere (MAB) UNESCO Indonesia, Purwanto, mengatakan kontribusi MAB Indonesia, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sampai saat ini telah mengembangkan 19 cagar biosfer di Indonesia. Sejak 2009 hingga sekarang telah menambah 13 cagar biosfer baru.

“Kontribusi lainnya antara lain meloloskan periodic review 6 cagar biosfer; berperan aktif di jaringan cagar biosfer regional dan global; memenangkan kompetisi Young Scientist Award, Penghargaan UNESCO atas perannya dalam program MAB dan kontribusinya terhadap program pengembangan ilmu alam di Asia Pasific khususnya ilmu lingkungan,” kata Purwanto.

Kelembagaan Komite Nasional MAB UNESCO Indonesia, telah dibentuk berdasarkan SK Kepala BRIN No. 23/HK/ 2022 dan bertanggung jawab serta melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala BRIN.

Komite Nasional MAB-UNESCO Indonesia mempunyai mandat melaksanakan misi, program dan kegiatan MAB di Indonesia terutama dikaitkan dengan pembangunan dan pengembangan cagar biosfer sebagai wahana pembangunan berkelanjutan.

“Kita ingin mengembangkan dan membangun cagar biosfer di Indonesia,” kata Purwanto, dengan judul paparan “BRIN dan Pengembangan Cagar Biosfer untuk Mendukung Pengelolaan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan,” Senin (1/8).

“Ini adalah suatu konsep, di mana untuk mengelola suatu kawasan dengan mengharmonisasikan hubungan antara kepentingan konservasi keanekaragaman hayati dengan kepentingan pembangunan sosial ekonomi berkelanjutan yang didukung logistic support yaitu ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi seperti riset, monitoring, pendidikan lingkungan, dan lain-lain,” kata Purwanto yang juga Profesor Riset dan Peneliti Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi, Organisasi Hayati dan Lingkungan BRIN.

“Konsep ini dibuat oleh Program MAB UNESCO dalam kerangka untuk mempromosikan hubungan yang harmonis antara manusia dan alam juga sebagai wahana untuk pembangunan berkelanjutan.”

Menurut Purwanto ada tiga fungsi cagar biosfer. Pertama, fungsi konservasi keanekaragaman hayati dan budaya: untuk kontribusi pada konservasi lanskap, ekosistem, spesies, dan variasi genetik.

Kedua, fungsi pembangunan ekonomi berkelanjutan; untuk mendorong pembangunan ekonomi dan manusia yang berkelanjutan; untuk mendorong pembangunan ekonomi dan manusia yang berkelanjutan secara sosial budaya dan ekologis.

Ketiga, fungsi dukungan logistik; untuk memberikan dukungan untuk penelitian, pemantauan, pendidikan dan pertukaran informasi yang berkaitan dengan isu-isu lokal nasional dan global konservasi dan pembangunan.

Tags: BRINCagar BiosferKonservasiUnesco
Bagikan1TweetKirimKirim

Berlangganan untuk menerima notifikasi berita terbaru Dari Laut Indonesia

Berhenti Berlangganan

Related Posts

FOTO: DARILAUT.ID
Berita

Hingga 2022 Kecelakaan Pelayaran Masih Signifikan

13 Agustus 2022
Ilustrasi tukik penyu hijau. FOTO: KLHK
Berita

Gelombang Panas Perburuk Populasi Penyu Jantan

13 Agustus 2022
Tukik penyu
Berita

99 Persen Tukik Penyu di Florida Berjenis Kelamin Betina

13 Agustus 2022
Next Post
Seekor paus bungkuk di Samudra Pasifik tropis timur dekat Kosta Rika. Para pemimpin regional sedang mendorong sebuah cagar biosfer luas yang akan menjangkau perairan empat negara. FOTO: GETTY/PEWTRUSTS.ORG

5 Alasan untuk Membuat Cagar Biosfer Besar di Samudra Pasifik

Menko Polhukam Prof Mahfud MD dan Ketua Dewan Pers Prof Azyumardi Azra. FOTO: DEWAN PERS

Pemerintah Akan Diskusikan Terbuka 14 Pasal RKUHP yang Bermasalah

Komentar tentang post

Bandung, Indonesia
Sabtu, Agustus 13, 2022
Mostly Cloudy
24 ° c
72%
11mh
-%
28 c 19 c
Rab
26 c 18 c
Kam
27 c 18 c
Jum
26 c 17 c
Sab

TERBARU

Hingga 2022 Kecelakaan Pelayaran Masih Signifikan

Antibodi Penduduk Indonesia Meningkat 4 Kali Lipat

Gelombang Panas Perburuk Populasi Penyu Jantan

99 Persen Tukik Penyu di Florida Berjenis Kelamin Betina

Badai Tropis Meari Akan Melintasi Tokyo

Banjir Melanda Kabupaten Bogor, Cilacap, Pohuwato dan Katingan

REKOMENDASI

13 ABK dari Senegal Tiba di Indonesia

TSS Selat Sunda Lombok Berlaku Juli 2020

Waterspout Terbentuk Dari Sistem Awan Cumulonimbus

Foto: Natal, Ratusan Kapal Ikan Sandar di Pelabuhan Bitung

2019, Fintech DanaLaut Siapkan Pembiayaan Rp 50 Miliar

DFW Indonesia: Presiden Perlu Evaluasi ABK Indonesia yang Bekerja di Kapal China

TERPOPULER

  • Ikan

    Ini Potensi di 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan

    663 bagikan
    Bagikan 275 Tweet 162
  • Ini Daftar 34 Trayek Tol Laut Tahun 2022

    21 bagikan
    Bagikan 9 Tweet 5
  • LIPI Bahas Ilmu Kelautan dan Kebumian

    10 bagikan
    Bagikan 5 Tweet 2
  • Enam Aplikasi Digital Nelayan Indonesia

    370 bagikan
    Bagikan 155 Tweet 90
  • Kawasan Timur Indonesia Kaya Sumber Daya Ikan

    121 bagikan
    Bagikan 49 Tweet 30
  • Mirip Kerupuk, Harga Gelembung Renang Capai Rp 50 juta per Kilogram

    275 bagikan
    Bagikan 114 Tweet 67
  • Kuda Laut, Ikan yang Dipercaya Dapat Menyembuhkan Berbagai Penyakit

    186 bagikan
    Bagikan 79 Tweet 45
  • Tentang
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Terms of Use
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Email : redaksi@darilaut.id

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Berita
  • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Biota Eksotis
  • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
  • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Selamat Datang Kembali

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk Akun

Lupa Password? Mendaftar

Buat Akun Baru

Mendaftar dengan Facebook
Mendaftar dengan Google+
Atau

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

*Dengan mendaftar di situs kami, anda setuju dengan Syarat & Ketentuan and Kebijakan Privasi.
Isi semua yang diperlukan Masuk

Ambil password

Masukan username atau email untuk mereset password

Masuk