Darilaut – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat siklus gempa yang terjadi di Palu, Sulawesi Tengah, merupakan peristiwa pengulangan satu generasi. Artinya, siklus terjadinya gempa dan tsunami tersebut terjadi setiap 25-30 tahunan.
“Siklus gempa di Palu ini cuma satu generasi, cuma 25-30 tahun,” kata Plt. Direktur Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana BNPB Abdul Muhari, Selasa (10/11).
Menurut catatan sejarah, peristiwa gempa dan tsunami sebelumnya pernah terjadi di Palu pada tahun 1927 dengan tinggi tsunami 15 meter. Gempa an tsunami tersebut menyebabkan 14 orang meninggal dunia.
Kemudian pada tahun 1968 gempa memicu tsunami setinggi 10 meter, sedikitnya 200 orang meninggal dunia.
Selanjutnya tsunami tahun 1996 di Toli-toli dan terakhir tahun 2018 dengan tsunami setinggi 13 meter.
Melihat dari rentetan peristiwa tersebut, Muhari mengatakan bahwa catatan tersebut hendaknya dapat dijadikan pelajaran dan pengetahuan bagi generasi penerus. Sehingga kejadian tersebut dapat lebih diantisipasi dan kerugian serta korban jiwa dapat diminimalisir.
“Kalau ini hilang pengetahuannya, maka generasi mendatang akan mengalami hal yang sama,” kata Muhari.
Hasil riset dan kajian, peristiwa tsunami yang terjadi di Palu pada 2018 silam tidak diakibatkan oleh gempanya.
Komentar tentang post