Kasus Sampah Plastik di Perut Paus Sperma di Indonesia, Spanyol dan Jerman

Paus sperma

FOTO: TWITTER/ESPACIOS NATURALES MUR

SEEKOR paus sperma (sperm whale) ditemukan mati terdampar di pulau Kapota, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Minggu (18/11). Setelah diidentifikasi, terdapat sampah dengan total seberat 5,9 kilo gram.

Sampah plastik ini dengan komposisi gelas plastik 750 gram (115 buah), plastik keras 140 gram (19 buah), botol plastik 150 gram (4 buah), kantong plastik 260 gram (25 buah). Kemudian, serpihan kayu 740 gram (6 potong), sandal jepit 270 gram (2 buah), karung nilon 200 gram (1 potong), tali rafia 3.260 gram (lebih dari 1.000 potong).

FOTO: MENLHK.GO.ID

Tidak terlalu mengejutkan di dalam organ lambung paus sperma terdapat sampah plastik. Ini bukan kasus pertama sampah plastik terdapat dalam perut paus sperma (Physeter microcephalus).

Pada April tahun ini, seperti diberitakan Independent.co.uk, sebanyak 29 kilo gram sampah plastik di dalam perut paus sperma yang terdampar di pantai Spanyol.

Paus sperma sepanjang 10 meter itu ditemukan di pantai Cabo de Palos di Murcia, pada bulan Februari. Dari dalam perut, para ahli menemukan, kantong plastik, potongan pecahan, tali dan jerigen.

Hasil analisis para ahli dari Pusat Pemulihan Margasatwa El Valle, paus sperma ini mati karena sistem pencernaannya tersumbat dan tidak dapat mengeluarkan plastik yang telah ditelan.

Hal Ini menyebabkan paus sperma ini mengalami peritonitis, infeksi pada perut, yang akhirnya menyebabkan kematiannya. Kasus serupa juga diberitakan Nytimes.com dan  Sciencealert.com dan media lainnya.

Pada Maret 2016, diberitakan Nationalgeographic.com dan Dailymail.co.uk paus sperma yang mati terdampar di Jerman. Setelah dilakukan nekropsi, para peneliti menemukan di dalam perut empat paus sperma yang terdampar sampah berupa jaring sepanjang 13 meter panjang dan lebar 1,2 meter, penutup plastik sepanjang 70 sentimeter dari kompartemen mesin mobil dan pecahan ember plastik.

Paus sperma ini ditemukan terdampar di pantai Laut Utara Jerman. Paus sperma yang terdampar masih berusia muda, antara usia 10 dan 15 tahun. Hasil nekropsi menunjukan satwa laut ini mengalami gagal jantung.
Pada awal 2016, sedikitnya 13 paus sperma yang ditemukan mati terdampar di pantai Laut Utara Jerman di Schleswig-Holstein.

FOTO: IFL SCIENCE

Project manager of the U.K. Cetacean Strandings Investigation Programme (CSIP) Rob Deaville mengatakan kepada IFLScience ini merupakan peristiwa internasional yang sangat tidak normal. “Hewan-hewan ini semua mati karena mereka hidup terlantar, itulah yang akan membunuh mereka,” kata Deaville.

Pendiri Blue Planet Society yang berbasis di Inggris, John Hourston mengatakan, kami tahu paus mengonsumsi plastik. Tidak ada yang dapat terbebas dari sampah dalam rantai makanan yang kita buang di laut.*

 

Advertisement
Exit mobile version