Darilaut – Puluhan juta ton sampah elektronik dihasilkan manusia setiap tahunnya. Gelombang polusi yang berasal dari sampah elektronik tersebut terus melonjak.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sampah ini sarat dengan bahan kimia beracun seperti timbal dan merkuri. Bahan berbahaya tersebut dapat mencemari daratan, laut, dan udara.
Jumlah korban sangat besar di negara berkembang, yang selama beberapa dekade telah menjadi tempat pembuangan elektronik dari negara-negara maju.
Kazakhstan selangkah lebih maju untuk mengatasi dan mengurangi polusi sampah elektronik tersebut.
Adalah Oleg Zaitsev, pria berusia 59 tahun, berada di garis depan upaya global untuk mengumpulkan apa yang disebut para ahli sebagai gelombang pasang polusi yang berasal dari komputer yang dibuang, ponsel, dan limbah elektronik lainnya.
Zaitsev adalah direktur pelaksana sebuah perusahaan yang mendaur ulang elektronik bekas di pabrik Almaty di Kazakhstan.
“Bahan berbahaya dalam limbah elektronik dapat mencemari tanah dan air, mempengaruhi lingkungan dan ketahanan pangan,” kata Zaitsev mengutip Unep.org.
Perusahaannya merupakan bagian dari Alliance for Circular Electronics di Asia Tengah, mitra Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP).
“Proses daur ulang yang tepat dapat mengurangi risiko ini,” ujarnya.